It's Me

Name: Maryulis Max
Home: Padang, Sumatera Barat, Indonesia
About Me: Saya mencoba untuk menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Insya Allah bermanfaat bagi kemanusiaan...
See my curiculum vitae
Komunitas Kampuang

Photobucket - Video and Image Hosting

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Ketik: sumbar dan kirim ke 7505, dari semua operator cellular di Indonesia. Dengan begini anda sudah menyumbang sebesar Rp. 6000.

Jejak Blogger

Free Web Counter

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Penghargaan

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Pernah Sato Sakaki

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Lomba Hut ke-3 Blogfam

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 

61

Peserta Lomba Hari Kartini 2006

MyBlogLOG


Komen Terbaru


Banner Ambo

Maryulis Max Blog

 


26 March 2007
"Melikuidasi" Bapedalda
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

MENGEJUTKAN. Begitulah kata yang pas untuk menyikapi usulan Pemprov Sumbar di bawah kepemimpinan gubernur Gamawan Fauzi dan Wagub, Marlis Rahman kepada DPRD Sumbar soal susunan pejabat yang baru dalam bentuk Ranperda Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Sumbar.

Mengejutkan karena bakal banyak pejabat yang non job lantaran adanya ide penghapusan jabatan wakil kepala dinas dan perampingan 18 dinas menjadi 15, 12 biro menjadi 8, asisten Setdaprov dari 4 menjadi 3. Konon katanya, susunan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) baru ini mengacu pada PP No 08 Tahun 2003 tentang SOTK, tapi kenyataannya jauh panggang dari api, karena struktur yang diajukan tetap menggelembung.

Bila di PP itu diamanatkan jumlah sekretaris daerah (Sekda) berjumlah 2, asisten 2, 6 biro, 10 dinas dan badan, di usulan Pemrov malah tetap gemuk karena diajukan 2 Sekda, 3 asisten, 8 biro, 15 dinas, 7 badan dan 3 kantor, serta 1 satuan polisi pamong praja.

Terlepas dari gemuk atau tidak gemuknya, maupun bakal ada yang gigit jari karena kagak punya jabatan lagi, yang paling mengejutkan adalah rencana “melikuidasi” Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) dengan meleburnya ke dalam Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Tarkim). Apa pasal? Penggabungan ini jelas salah kaprah dan sebuah kemunduran dalam hal komitmen pengelolaan dan pengawasan lingkungan hidup (LH).

Di saat masalah LH menjadi isu internasional dan menjadi salah satu pertimbangan “pergaulan” global, Pemprov justru menganaktirikannya. Karena bergabung dengan Tarkim, jelas Bapedalda akan kehilangan taring. Menggabungkan dua institusi pemerintahan ini, benar-benar ide yang tak sehat dan terkesan asal main rampingkan saja.

Sebagai badan saja, Bapedalda saat ini masih kekurangan “power” untuk memaksakan keberpihakan pada lingkungan terhadap semua kebijakan yang dilahirkan pemerintah. Saat ini mereka sebatas hanya bisa koordinasi dengan dinas lainnya soal teknis. Belum mampu untuk menekan, mengingat masih begitu tingginya kepentingan politik dan ekonomi dari setiap kebijakan yang dimunculkan. Nah, apalagi kalau badan ini sampai dilebur dengan Tarkim yang notabene adalah instansi penuh proyek yang lebih memikirkan sisi ekonomis ketimbang LH.

Idealnya adalah mempertahankan Bapedalda dengan menambahkan “power” kepadanya untuk menjadi lembaga independen milik Pemprov yang mampu menekan setiap kebijakan pembangunan yang tidak sesuai dengan LH. Bisa? Tentu saja bisa bila ada political will dari Pemprov untuk itu.

Coba bayangkan, contoh simpel ini; untuk pembangunan mall saja yang menjadi gawe “bagian/biro” tertentu di pemerintahan tingkat rendah (kabupaten/kota) bersama investor yang menjadi mitranya, persyaratan lingkungan berupa dokumen Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) atau minimal UKL/UPL (usaha pengelolaan dan pemantauan lingkungan) masih saja tetap diabaikan. Mall-nya sudah berdiri dulu, dokumennya bisa dicicil kemudian, kayak main kredit di leasing saja. Malahan ada yang tetap cuek selama tidak gonjang-ganjing di media soal ini. Anjing menggongong kafilah tetap berlalu.

Padahal di dokumen ini, sudah jelas ada kajian-kajian lingkungan mall yang tak hanya mencakup soal pengelolaan limbahnya saja, tapi juga kajian dampak ekonomi, sosial atas keberadaan mall itu bagi pedagang kecil dan menengah yang ada di sekitarnya.

Atau untuk contoh yang lebih besar dan njelimet. Misalnya mengaitkan hubungan lintas sektoral antara Dinas Kehutanan (Dishut) dengan Bapedalda, justru tumpang tindih. Bila Dishut sibuk mengelola dan memanfaatkan hasil hutan, atau ngurusin HPH maupun IPH buat “perusahaan tukang tebang kayu”, Bapedalda justru sibuk bagaimana hutan itu bisa dipertahankan. Kalaupun “kalah auman”, minimal mereka menyuarakan agar dampak lingkungannya diminimalisir. Tapi mana bisa? Wong “uang kayu” lebih tebal daripada uang untuk mempertahankan keutuhan hutan. Ibaratnya, lebih gadang Pitmas (pitih masuak) dari Pitkel (pitih kalua) dalam hal pengelolaan kayu hutan ini.

Kini dengan dilikuidasinya Bapedalda dan menjadikannya “lingkup kecil” dari Dinas Tarkim, maka tunggu sajalah bagaimana pengawasan terhadap lingkungan akan semakin memble. Karena soal LH menjadi urusan nomor sekian-sekian dibanding keperluan pembangunan lainnya. Say goodbye se lah ka jargon (ucapkan selamat tinggal kepada) suistanable environmental development (pembangunan lingkungan berkelanjutan), dan wellcome to suistanable destruction development (pembangunan merusak berkelanjutan).

Beda kalau halnya, Dinas Tarkim yang dileburkan ke Bapedalda, sehingga hanya menjadi semacam bagian atau bidang tugas di instansi LH ini. Bisa dipastikan setiap kebijakan tata ruang dan pemukiman akan disesuaikan dengan
kepentingan lingkungan. Alangkah indahnya tata ruang daerah ini bersahabat dengan lingkungan, bukannya seperti sekarang, yang malah lingkungan hidup yang harus menyesuaikan diri dengan tata ruang. Kebablasan!!!

Solusinya? Pertahankan Bapedalda dan beri dia “power” sekuat-kuatnya untuk menjadi lembaga yang mampu menggigit “kafilah-kafilah” yang terbiasa berlalu. Bukannya melikuidasi yang pada akhirnya hanya mampu menggongongi kafilah dengan suara serak dan sayup-sayup tak (pernah) sampai! (***)

Postingan Terkait:

- Cukong Kayu Sumbar Akhirnya Ditahan
- Penilaian Adipura Tahap I (2005-2006)
- Retribusi Sampah
- Penilaian Adipura Tahap II (2005-2006)
- Jangan Kelewat Bangga Dapat Adipura
- Byar Pet, Listrik Kok Padam?
- Sumbar Terancam Bencana
 





 


Read more!
posted by Maryulis Max @ 1:48 PM   1 comments
23 March 2007
Anugerah Adiwarta Sampoerna Kembali Digeber

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Sumbangsih Sampoerna untuk Pewarta

JURNALIS se-Indonesia kembali punya kesempatan untuk menghasilkan karya jurnalistik berkualitas yang akan diapreasiasi penuh dalam bentuk Anugerah Adiwarta Sampoerna (AAS). Setelah sukses dengan AAS I yang dihelat pada 2006 lalu, PT HM Sampoerna Tbk melalui “bendera” Sampoerna untuk Media --bekerjasama dengan Maverick--, kembali berbagi reward untuk karya pewarta terbaik pada tahun 2007 ini.

Tapi berbeda dengan AAS I yang hanya memperlombakan 12 kategori, di AAS II akan diperlombakan 18 kategori untuk berbagai bidang. Yaitu kategori hardnews, feature dan foto berita yang mencakup bidang seni dan musik, olahraga, ekonomi/bisnis, sosial, hukum, dan politik di masing-masing kategori. Itu artinya, akan ada 18 pemenang yang dipilih untuk menerima trofi dan piagam penghargaan AAS, serta uang tunai sebesar Rp 18 juta. Setelah itu, dibawa pula “jalan-jalan” melihat fasilitas pabrik rokok terbesar di Indonesia tersebut. Wow..!

Seperti diinformasikan Manager Public Relation PT HM Sampoerna Tbk, Yudy Rizard Hakim kepada wartawan, Kamis (22/3) di Hotel Bumiminang, karya-karya jurnalistik yang diperlombakan itu adalah hasil karya dalam rentang waktu 1 November 2006 hingga 15 Oktober 2007. Cuma, supaya tidak bikin repot panitia --mengingat begitu besarnya antusiasme wartawan untuk turut serta, karena memang mereka dipersilahkan mengirim karya sebanyak-banyaknya--, diputuskan untuk membagi batas waktu pengiriman menjadi 2 termin.

“Karya yang telah dipublikasikan selama rentang waktu 1 November 2006-31 Maret 2007, harus diterima panitia paling lambat 30 April 2007. Sedangkan karya yang dipublikasikan setelah 1 April 2007, diterima panitia selambat-lambatnya 31 Oktober 2007,” ungkapnya.

Gampangkah mendapatkan AAS ini? Tidak! Karena karya yang masuk harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Di antaranya karya jurnalistik itu harus mampu memberikan informasi yang akurat dan berimbang, mampu menangkap suasana dari setiap peristiwa yang dilaporkan, mampu memberikan ide-ide inspiratif dan kritik membangun dalam bidang yang terkait, serta memiliki teknik menulis/fotografi yang baik.

Itu saja? Belum! Masih ada tahapan-tahapan penyeleksian yang dilakukan juri yang kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Belum lagi “lawan tanding” seprofesi saat ini punya kualitas yang tak patut diragukan lagi. Maka berbahagialah para pemenangnya yang akan diumumkan pada Desember mendatang, sebagai pewarta yang punya karya terbaik di antara yang baik --seperti 11 pemenang AAS 2006 lalu.

“Ajang ini sengaja diadakan Sampoerna untuk menghargai karya-karya jurnalistik yang diharapkan dapat memotivasi para jurnalis dan fotojurnalis untuk meningkatkan kualitas karya dan profesionalisme mereka,” tutur Yudy.

Berminat? Silahkan kirimkan karya ke Panitia Penyelenggara AAS 2007, Maverick, Jalan Balitung III No 8, Jakarta 11210 dengan nomor fax (021) 72789834 atau melalui email ke aas@maverick.co.id. Semoga menang, dan menjadi bukti bahwa jurnalis Sumbar tak kalah mutu dibanding wartawan manapun. (***)


Read more!
posted by Maryulis Max @ 2:15 PM   3 comments
12 March 2007
Rahasia Illahi Pasca Gempa Sumbar
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

"... Sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran
Allah bagi kaum yang berpikir
" (QS. al Baqarah:164).

Gempa besar yang melanda Sumbar pada 6 Maret 2007 lalu, menyisakan cerita kebesaran Illahi Rabbi. Di samping menunjukkan kedigdayaannya sebagai penguasa semesta yang berbuat sekehendaknya, Allah juga mengukuhkan kebesarannya kepada para umatnya melalui penampakan awan yang berlafadzkan namaNya dan RasulNya. Subhanallah!

Bila pada bencana gempa dan tsunami di Aceh, 26 Desember 2004 silam, muncul penampakan hempasan ombak berlafadzkan Allah, di Sumbar kejadian serupa tapi tak sama, juga terjadi. Adalah Kevin, pelajar kelas VIII G (kelas 2) SMPN 8 Padang yang pertama kali melihat keagungan Rabbnya itu.

Beberapa menit pasca guncangan gempa yang terjadi pada pukul 10.49 WIB dengan kekuatan 6,3 SR (versi USGS) atau 6 SR (versi BMG), dia bersama teman-teman dan gurunya berkumpul di halaman sekolahnya untuk mendengarkan tausiyah sekaligus dzikir bersama guna meredam kepanikan. Di bawah bimbingan guru agama, Muhammad Kosim LA, dengan penuh kekhusyu'an mereka semua mengikuti tausiyah itu. Dzikir dengan melafadzkan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil dikumandangkan, untuk mengobati hati yang tengah didera rasa takut atas kejadian gempa yang baru beberapa menit berlalu.

Di saat itulah, atas kuasa Illahi, Dia menunjukkan kekuasaanNya. Secara tiba-tiba gumpalan awan membentuk tulisan Allah. Kejadian di luar dugaan tersebut, disaksikan dengan mata telanjang dan dalam keadaan sadar oleh Kevin. Saat itu, jam menunjukkan pukul 11.15 WIB. Tak percaya dengan penglihatannya, dia lantas memberitahukan beberapa temannya dan kemudian informasi tersebut menyebar, hingga semua manusia yang ada di sekolah ini menyaksikan pemandangan yang menggetarkan rasa keimanan itu.

Tulisan tersebut sangat jelas, dan bisa dibaca banyak orang. Terlebih ketika itu cuaca sangat bagus, langit terang berwarna biru. Sekitar sepuluh menit kemudian, tulisan Allah berubah membentuk tulisan Muhammad dengan tulisan Arab. Dan dilihat lebih nyata, di atas huruf “Dal” dari tulisan Muhammad itu tertulis pula “Allah”. Jika ditelusuri lagi, awan itu pun membentuk tulisan “Muhammad Rasulullah”.

Momen ini, tidak disia-siakan oleh siswa dan guru yang memiliki HP berkamera. Jadilah gumpalan awan itu sebagai objek foto yang bernilai. Dan jadi pulalah cerita dan kejadian ini sebagai pembicaraan yang tak habis-habisnya, yang juga menjadi konsumsi pemberitaan di media massa.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Kebesaran Allah ini terus berlanjut. Dalam bentuk lain, penguasa alam semesta ini menampakkan kuasaNya melalui lafadz namaNya di buah semangka yang ditemukan masyarakat di Pasa Suak, Jorong Koto Jambua, Aia Bangih, Kabupaten Pasaman Barat. Lafadz tersebut pertama kali ditemukan perempuan paroh baya bernama Nurbasiah (50), Sabtu (10 Maret 2007) pagi saat dirinya berpuasa.

Ketika itu, Nurbasiah baru membeli semangka di Pasar Aia Bangih. Tanpa banyak perasaan apa-apa, dia membawa pulang buah itu untuk kemudian dipotong menjadi beberapa bagian guna dijualnya kembali. Setelah beberapa kali potong, sampailah pada potongan terakhir yang membuatnya tercengang. Sekelebatan cahaya ke luar dari semangka tersebut. Hal itu sempat membuatnya sedikit tersentak. Ketika upaya pemotongan terus dilanjutkan, dia kesulitan dan memerlukan tenaga ekstra hingga akhirnya terbelah.

Ketika dibelah, dia memperhatikan semangka tersebut bersama anaknya. Ketika diteliti lebih jauh, terlihatlah sebuah guratan-guratan membentuk lafadz Allah. Oleh si anak, buah itu dilarang untuk dijual. Namun, ibunya masih bertahan dan memintanya untuk dijadikan santapan saat berbuka puasa pada sore harinya. Hal ini juga dilarang sang anak, karena potongan semangka tadi dirasakannya sangat istimewa.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Tak sampai di situ, Allah kembali menunjukkan betapa besarnya kekuasaan diriNya. Dia kembali hadir di tengah-tengah umatNya pada Rabu (14 Maret 2007) sekitar pukul 16.00 WIB, melalui cangkang telur yang bikin heboh Warga Jalan Banto Laweh No 46A, RT 02/RW I. Seorang anak SMP yang sedang mengerjakan kegiatan rutinnya sepulang sekolah, mengutip telur ayam kampung di kandang belakang rumahnya, dibikin takjub saat melihat sebuah telur yang semula dikiranya rusak karena sebagian cangkangnya belum keras. Setelah diperhatikannya dengan seksama, ternyata bertuliskan lafadz Allah pada ujungnya. Subhanallah!!

Keesokan harinya, Kamis (15 Maret 2007), cangkang telur berlafadz Allah ditemukan pula di Pasa Suak, Kecamatan Aia Bangih, Pasaman Barat --yang sebelumnya dihebohkan dengan semangka ajaib bertuliskan Allah. Adalah Via (36), seorang pedagang kelontong setempat yang berkesempatan melihat fenomena ini. Ibu dua anak itu terkesima melihat guratan telur ayam ras yang diterimanya beberapa hari lalu dari Payakumbuh. Padahal ketika itu dia "hanya" berniat memeriksa satu-persatu dari ratusan telur yang akan dijualnya. Manatahu dia juga menemukan keanehan seperti berita cangkang telur di Bukittinggi yang baru saja dibacanya di koran. Dan niatnya kesampaian. Allah memperlihatkan kebesaranNya itu. Allahu Akbar!!

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Allah SWT tampaknya tak bosan-bosan menunjukkan kuasaNya. Kali ini Sang Maha Pencipta kembali memperlihatkan lafadz namaNya di awan. Giliran Rahayu Yalwis (14), seorang siswi kelas 2 SMPN 20 Padang, yang berkesempatan melihat fenomena yang cukup menghebohkan itu. Minggu (18 Maret 2007) sekitar pukul 12.30 WIB, secara tidak sengaja dia melihat gumpalan awan di atas langit biru saat dia berada di pekarangan rumahnya di Perumahan Pelana Indah Blok i No 5, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuak Bagaluang. Dia lantas memberitahukan kepada ibunya, Wisdarmi. Sang bunda langsung ambil inisiatif meminta anaknya untuk mengabadikan momen itu di kamera HP-nya. Karena selisih waktu saat melihat dan mengabadikan itu lumayan lama, hasil foto dari HP Nokia 6630 tersebut terlihat agak sedikit mengembang.

Sudah cukupkah Allah melihatkan tanda-tanda kepada umatNya di Sumbar? Belum!!!

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Illahi Rabbi kembali memperlihatkan kebesarannya kepada manusia supaya kembali kepada jalan yang benar. Selasa (20 Maret 2007) sekira pukul 10.00 WIB, warga Batu Taba, Kabupaten Agam digemparkan oleh temuan lafadz asma Allah di pohon jati yang tumbuh di perkarangan SMIK Batutaba. Di sekolah yang memiliki program studi kryia kayu, kriya tekstil dan studi akuntansi itu menjadi ramai seketika karena informasinya sangat cepat tersebar. Bermacam-macam reaksi yang keluar dari mulut warga tetapi kebanyakan memuji kebesaran Allah.

Pertanda apakah ini? Begitu beruntunnya Sang Pencipta Manusia itu memperlihatkan kebesaranNya pada rakyat Sumbar. Adakah sesuatu akan terjadi? Atau ini sekedar untuk memperingatkan umatNya agar selalu mengingatNya? Wallahualam...

Allahu Akbar. Allah maha besar. Seperti dikatakan Eka Putra Wirman, dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang, "Di sini terlihat betapa sempurnanya informasi yang diberikan Allah kepada manusia tentang kekuasaan-Nya. Bukti-bukti tersebut dapat dicerna dengan mudah oleh indera manusia karena bukti-bukti itu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, bahkan bukti-bukti itu terdapat pada diri manusia sendiri. Allah terlihat sangat pemurah dan tidak pernah bersikap kikir dan pelit dalam membeberkan keperkasaan dan kedigdayaan-Nya. Allah tidak memilih-milih waktu tertentu untuk “bertajalli” kepada hamba-Nya, karena Dia tidak ingin sang hamba tersesat dari jalan yang lurus. Allah juga tidak sedang bermain petak-umpet dengan hamba-Nya, yang sekali-kali timbul dan sering kali bersembunyi."

Ingat, Allah telah mengingatkan kita melalui al Qur'an, bahwa, “...dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz Dzaariyaat:20-21). (***)

Postingan Terkait:

- Yang Tersisa dari Gempa Besar Sumbar
- Minangkabau tak Putus Dirundung Petaka
- Sumbar Terancam Bencana
- Tsunami Sebentar Lagi
- Parno Tsunami
- tsunami pangandaran
- Gempa 4,7 SR, Getarkan Padang
- Birokrasi Sialan
- Y O G Y A, May 27
- Walikota yang Takabur
- Gempa Besar Hoyak Nias, Warga Padang Panik
- Buoy TEWS Tiba di Padang
- Alat Deteksi Tsunami Ditemukan Terapung di Tengah Laut
- Gawat, Alat Deteksi Tsunami Dicuri
- Patahan Simangko Bergerak, Padang Dihoyak Gempa
 





 


Read more!
posted by Maryulis Max @ 11:25 PM   2 comments
09 March 2007
Yang Tersisa dari Gempa Besar Sumbar
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

"Kama Awak ka Lari?"

RATUSAN ribu warga Kota Padang sontak berhamburan ke luar rumah saat getaran gempa besar berkekuatan 6,3 SR (versi USGS) atau 6 SR (versi BMG) menghoyak bangunan yang mereka tempati. Dari perkantoran, sekolah, pusat perbelanjaan, pasar rumah sakit, hotel, rumah dan sarana publik lainnya, semuanya tanpa ada komando langsung berlarian menjauhi bangunan. Semua panik, suasana mencekam, Padang benar-benar bagaleboh.

Di ruas Jalan Belakang Olo yang hanya berjarak 500-an meter dari bibir Pantai Padang langsung buncah. Beberapa di antara mereka ada yang menjerit, berlari, diam, bergumam mengucapkan asma Allah, terpana, shock, kaget, dan ada yang nyaris tumbang. Sementara getaran gempa terus terasa beberapa detik. Hoyakannya benar-benar beda dengan gempa besar yang pernah melanda Sumbar pada 10 April 2005 silam. Serasa episentrum gempa itu tidak begitu jauh dari lokasi mereka berdiri. Keras.

Lampu gantung, kabel listrik dan pepohonan bergoyang. Tidak ritmis, seperti ditiup angin. Air kolam sebuah hotel berkecipak dan menyembur sebagian ke lantai. Akuarium yang berisi ikan mas koki juga turut bergoyang, mengikuti ritme gempa yang tak beraturan.

"Ya Allah.., ko bisa ado tsunami mah," cetus seorang wanita paruh baya yang menginap di Hotel Jakarta, Jalan Belakang Olo, panik.

"Bisa jadi.., rancak awak lari. Tapi kama awak ka lari?" sambut seorang lelaki yang berdiri persis di dekatnya.

"Tapi baa kok sirine indak babunyi?" kata pria itu lagi.

"Kecek urang, sirine tu sadang rusak," jawab perempuan ini simpel.

Tak lama berselang, kendaraan bermotor mulai berseliweran. Arahnya tak tentu. Ada yang menuju timur kota, selatan, utara dan bahkan arah barat yang notabene mendekati bibir pantai. Klakson saling bersahutan. Laju motor saling salip, supir mobil pun tak mau kalah ngebut. Arah timur yang dituju, sontak macet.

Di Jalan A Yani, beberapa kendaraan yang tercebak macet, memilih putar haluan. Mereka mengarahkan laju kendaraannya ke jalan sempit, seperti Padang Pasir, Kartini, Rohana Kudus dan lainnya demi bisa melaju cepat. Tapi itu pun tak manjur, karena sudah cukup banyak kendaraan tumpuk bleg di sana.

Sementara perempuan tadi masih tetap bertahan di Hotel Jakarta. Dia memutuskan untuk menunggu saja di depan sebuah Ruko berlantai II, kalau-kalau tsunami itu datang juga, dia akan menyelamatkan diri ke atas Ruko itu.

Sedangkan di perempatan Jalan Pemuda-Damar-Belakang Olo, beberapa warga mulai kasak-kusuk. Yang ada di benak mereka, bagaimana secepatnya bisa tahu di mana pusat gempa dan berapa skala kekuatannya. Tapi mau dicari kemana "informasi semahal" itu, di saat yang serba tak menentu ini.

Sebagian sibuk memencet-mencet nomor di HP-nya. Tak nyambung. Diulangi lagi. Terus berupaya untuk bisa terkoneksi. Serba untung-untungan. Begitu nomor yang dituju tersambung, kata yang terlontar tidak jauh-jauh dari sirat kecemasan. "Baa di rumah?" tanya salah seorang di antaranya.

Saya yang kebetulan ingin mencari tahu informasi pusat gempa dan skala getarannya, terus gagal menghubungi nomor BMG Padang Panjang. Nomor telepon Posko gempa dan tsunami yang diiklankan di sebuah media, juga tak bisa dihubungi. Maka jadilah selama 15 menit pasca gempa yang mulai menghoyak pukul 10.49 WIB itu sebagai kondisi serba tak menentu.

Ketika Jalan Ujung Gurun disusuri, badan jalan sudah penuh dengan berbagai kendaraan. Semrawut dan macet total. Di antara beragam kendaraan yang terjebak, juga tampak mobil rescue milik Dinas Kesejahteraan Sosial, Penanggulangan Banjir dan Bencana (DKS-PBB) Kota Padang. Di antara suara riuh klakson dan deru mesin kendaraan bermotor, terdengar sebuah pengumuman yang cukup penting dari pengeras suara mobil rescue ini.

"Tidak perlu panik. Gempa berpusat di Batusangkar dengan kekuatan 5,8 Skala Richter. Tidak ada tsunami. Tetap saja waspada," begitu pengumuman itu berulang-ulang disampaikan petugas DKS-PBB.

Tahukah semuanya atas informasi berharga itu? Tidak! Di ruas Jalan KH Ahmad Dahlan, seorang warga yang sempat saya tanyai ini soal pusat gempa, hanya bisa manggeleang. "Ndak tahu awak doh, Da," ucapnya singkat dari atas sepeda motornya.

Sementara itu, saat Jalan Khatib Sulaiman sudah mulai kosong dari seliweran kendaraan, seorang bapak dengan anaknya berhenti di traffic light perempatan Jalan Khatib Sulaiman-Rasuna Said-Raden Saleh-Ahmad Dahlan. Arah yang ditujunya, ke barat kota. Ketika ditanya kenapa tidak lari menuju timur, dia pun menjawab singkat. "Manga lo awak ka lari? Urang nan lari yang takuik mati se nyo," terkesan sombong tapi sebenarnya pasrah.

Dia pun mengaku tidak tahu menahu soal pusat gempa dan skalanya. "Dari ma lo ka dapek info tu, sadang HP se mati," tukasnya.

Begitulah.., padahal ternyata di saat bersamaan Walikota Padang, Drs H Fauzi Bahar MSi tengah on air di RRI. Wakilnya, Drs H Yusman Kasim menenangkan warga di sejumlah lokasi dengan hand micdi tangan. Tapi siapa yang akan tahu? Padang ini begitu luas, sanak! Mau dengar radio, listrik mati. Apalagi mau nonton tivi. Mau nelpon Posko gempa, jalur telepon seluler crowded. Mau tahu tsunami, sirine indak babunyi (karena memang tidak ada tsunami). Maka jadilah Selasa, 6 Maret 2007 sebagai Hari Galeboh Kota Padang, walau hanya sekian menit. (***)

Postingan Terkait:

- Minangkabau tak Putus Dirundung Petaka
- Sumbar Terancam Bencana
- Tsunami Sebentar Lagi
- Parno Tsunami
- tsunami pangandaran
- Gempa 4,7 SR, Getarkan Padang
- Birokrasi Sialan
- Y O G Y A, May 27
- Walikota yang Takabur
- Gempa Besar Hoyak Nias, Warga Padang Panik
- Buoy TEWS Tiba di Padang
- Alat Deteksi Tsunami Ditemukan Terapung di Tengah Laut
- Gawat, Alat Deteksi Tsunami Dicuri
- Patahan Simangko Bergerak, Padang Dihoyak Gempa
 





 


Read more!
posted by Maryulis Max @ 11:18 PM   4 comments
07 March 2007
Minangkabau tak Putus Dirundung Petaka
Photobucket - Video and Image Hosting

Indak dapek sarimpang padi
Batuang dibalah ka paraku
Indak dapek sakandak hati
Kandak Allah nan balaku

Belum habis air mata atas terbakarnya Istano Basa Pagarayuang karena ditembak petir pada 27 Februari 2007 pukul 19.46 WIB, air mata anak nagari Minangkabau menetes lagi. Alam takambang yang (dulu) jadi guru, kini tak lagi bersahabat. Rangkaian gempa besar akibat pergerakan Patahan Semangko, telah meluluhlantakkan sejumlah daerah di ranah bundo ini. Menangislah, bila air mata masih bersisa.

Bumi berguncang hebat, suara gemuruh membahana, pekikan histeris ketakutan sontak berderu deram seiring rubuhnya berbagai bangunan. Adalah gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) --versi United State Geological Survey (USGS)-- atau 6 SR versi Badan Meteorologi Geofisika (BMG) yang berpusat 10 km barat laut Batusangkar yang jadi pemicunya. Suasana bagaleboh (panik dan mencekam), begitu guncangan hebat ini dirasakan menggetarkan tanah yang dipijak.

Di Padang, warga kota langsung panik dan berlarian ke sana kemari. Ribuan kendaraan langsung memenuhi ruas jalan yang memicu kemacetan besar-besaran di sejumlah lokasi. Mereka ingin menyelamatkan diri dari kemungkinan terjadinya tsunami. Sebagian lagi tetap bertahan di rumah, rumah sakit, gedung perkantoran, sekolah, pusat perbelanjaan, dan fasilitas publik lainnya sembari menunggu informasi dan kemungkinan gempa susulan.

Ketidakpastian pusat gempa dan trauma tsunami Aceh, jelas menjadi pemicu kepanikan. Akses informasi putus, HP menjadi tak berguna karena sulit menghubungi dan dihubungi, listrik padam, jalanan macet, tak jelas mau lari kemana, sehingga sebagian memutuskan pasrah menerima kemungkinan terburuk.

Kepanikan berlangsung hampir setengah jam, karena belum adanya informasi pasti soal pusat gempa dan skala kekuatannya. Yang ada di benak warga, gempa besar itu berpusat di laut yang tentu saja bisa memicu munculnya tsunami, mengingat Kota Padang sendiri memang berada di bibir pantai. Maka maklum sajalah, bila semuanya pada lari sejauh mungkin dari bibir pantai menuju ke daerah ketinggian seperti Limau Manih, Indaruang, Gunuang Pangilun, walau pada akhirnya lari itu akhirnya tersandung macet di sana-sini.

Kepanikan berangsur kurang, setelah sejumlah petugas Dinas Kesejahteraan Sosial, Penanggulangan Banjir dan Bencana (DKS-PBB) Kota Padang yang menggunakan mobil rescue hilir mudik menyampaikan informasi pusat dan skala gempa. "Kemungkinan tsunami kecil, karena gempa berpusat di Batusangkar! Jangan panik, tetap waspada," begitu teriak mereka dari corong pengeras suara yang sedikit melegakan warga.

Gempa susulan terus ada dengan guncangan yang lumayan besar. Dari data BMG, sebelum gempa besar itu, sebenarnya sudah ada gempa berkekuatan 5.8 SR pada pukul 08.49 WIB yang berpusat di 19 km selatan Bukittinggi dengan kedalaman 33 km. Disusul gempa berkekuatan 5,3 SR di 285 km barat daya Pariaman dengan kedalaman 427 km. Setelah itu, barulah gempa besar Batusangkar tersebut menghoyak kuat. Disusul gempa-gempa lanjutan berkekuatan 5,3 SR pada pukul 13.13 WIB di 50 km timur laut Payakumbuh, gempa 5,6 SR pada pukul 15.08 WIB di 214 km barat daya Padang, gempa 5,4 SR di 14 km tenggara Bukittinggi pada pukul 17.53 WIB. Hingga malam, pukul 21.23 WIB muncul gempa 5,2 SR di 14 km barat laut Batusangkar dan disusul gempa-gempa kecil lainnya.

Photobucket - Video and Image Hosting

Batusangkar menjadi pusat gempa? Sontak ingatan memutar kembali kejadian terbakarnya Istano Basa Pagaruyuang. Sejumlah media sempat memberitakan, terbakarnya istana yang menjadi pusek jalo pumpunan ikan itu menjadi pertanda akan munculnya musibah, bencana, petaka lanjutan di ranah Minang.

Dan petaka itu telah terjadi. Informasi tertanggal 6 Maret 2007, sedikitnya 46 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Dengan rincian 15 orang warga Kabupaten Solok meniggal dunia, Kota Solok (4 orang), Kota Bukittinggi (13 orang), Kabupaten Tanahdatar (6 orang), Kota Payakumbuh (2 orang), Kabupaten Padangpariaman (4 orang), Kota Padang (1 orang) dan Kabupaten Agam (1 orang). Selain itu ratusan bangunan, di antaranya kantor pemeritah, sekolah, tempat ibadah (masjid dan mushalla), rumah warga luluhlantak, dan ribuan bangunan lainnya mengalami rusak berat dan ringan. Bahkan dikabarkan pula dinding Ngarai Sianok di Bukittinggi ikut runtuh, sehingga memunculkan kabut yang menutupi kota wisata itu.

Berakhirkah bencana, musibah, petaka ini? Tidak! Ahli geologi mengingatkan, gempa di Patahan Semangko yang berada dalam segmen patahan dengan panjang lebih kurang 120 km dan lebar 20 km di Sumbar itu akan terus bergerak. Aktivitasnya, memicu aktifnya gunung api yang ada di Sumbar. Tidak hanya itu, berdampak pula pada zona subduksi penujaman pertemuan lempeng di dasar laut, yang sewaktu-waktu bisa saja memicu gempa besar yang menimbulkan tsunami bila berpusat di Samudera Hindia di luar Kepulauan Mentawai yang telah lama lelap tanpa aktivitas.

Masya Allah... Saatnya kita kembali menjadikan alam takambang jadi guru dan mendekatkan diri padaNya. Hanya kepada Allah kita menggantungkan harapan dan kita kembalikan semua urusan. Hasbunallah wa
ni'mal wakil
. (***)

Postingan Terkait:

- Sumbar Terancam Bencana
- Tsunami Sebentar Lagi
- Parno Tsunami
- tsunami pangandaran
- Gempa 4,7 SR, Getarkan Padang
- Birokrasi Sialan
- Y O G Y A, May 27
- Walikota yang Takabur
- Gempa Besar Hoyak Nias, Warga Padang Panik
- Buoy TEWS Tiba di Padang
- Alat Deteksi Tsunami Ditemukan Terapung di Tengah Laut
- Gawat, Alat Deteksi Tsunami Dicuri
- Patahan Simangko Bergerak, Padang Dihoyak Gempa
 





 


Read more!
posted by Maryulis Max @ 3:56 PM   2 comments
01 March 2007
From Jogja With Love
Photobucket - Video and Image Hosting

"Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa
makna..."

AKHIRNYA kesampaian juga mimpi lama untuk singgah di Jogja. Sebuah mimpi yang terpatri mulai sejak merampungkan bangku sekolahan dulu, yang begitu mengidam-idamkan untuk bisa menimba ilmu di UGM, universitas tua ternama yang ada di Jogja. Tapi takdir menentukan lain, yang akhirnya justru membawaku pulang ke negeri leluhur, ranah Minang.

Terkubur lama, impian itu akhirnya menjadi nyata. Kendati tidak bisa berlama-lama, tapi tetap saja indah.. Dan seperti kata Katon Kla dalam lagunya "Yogyakarta", kota ini tetapkan hadirkan senyum abadi yang selalu membuatku rindu untuk s'lalu pulang lagi kemari.

Di Jogja, meski hanya sehari 2 malam, tapi sudah cukup mengobati kerinduan terpendam akan kehangatan Jogja yang tiap sudutnya menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Ada persahabatan, kekeluargaan yang tumbuh di Jogja. Hangat, sehangat mentari Jogja yang buminya baru saja dibasahi hujan semalaman.

Kehangatan itu, begitu terasa saat pertemuan dengan keluarga besar Iswinardi dan Yuni Ambarwati serta si ganteng "Kak" Alif Rakhan Ambara Winardi. Perjumpaan dengan keluarga kecil yang bahagia ini, layaknya pertemuan dua saudara lama yang telah lama tak berjumpa karena dipisahkan jarak dan waktu. Padahal, "pertemanan tak sengaja" dengan mereka justru lahir dari dunia maya, sesama blogger yang saling mengunjungi satu sama lainnya (blogwalking) ke blog masing-masing, yang kemudian direkat kuat oleh kecanggihan moda komunikasi berupa Yahoo Messenger. Sehingga, meski kami saling jauh, tetap saja terasa dekat di hati dan seakan telah kenal cukup lama berbilang waktu.

Photobucket - Video and Image Hosting

Perjalanan singkat ke Jogja, sudah cukup memberikan gambaran bahwa daerah ini memang pantas menjadi destinasi wisata utama di Indonesia seperti halnya Bali dan Minangkabau sendiri, serta beberapa wilayah di nusantara. Di sini pariwisata yang ditawarkan cukup paripurna, semisal wisata sejarah yang diwakili dengan keberadaan Keraton, wisata belanja yang tak hanya terpusat di Malioboro, wisata kuliner dengan berbagai makanan cita rasa, wisata alam yang bisa dinikmati di pelosok-pelosok Jogja, wisata ritual, dan wisata-wisata lainnya.

Sayangnya, saya hanya waktu sehari untuk mengelilingi Kota Jogja. Tapi itu sudah cukup membuat saya jatuh cinta dengan keramahtamahan warganya dan keistimewaan kotanya. Karena itu.., "Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi, Bila hati mulai sepi tanpa terobati..." Ke Jogja, aku kan kembali... (***)

*Matur Nuwun sanget buat Unai, Mas Is dan Kak Alif. Ditunggu di Padang Kota Tercinta.
 


Read more!
posted by Maryulis Max @ 12:44 PM   4 comments
Blog Valdisya
Photobucket - Video and Image Hosting

Singgah ke My Baby Blog Klik disini Ngeliat Foto Disya Klik Ini

Tulisan Sebelumnya
Brankas Arsip
Singkap Blog
Mitra Blog

Free Blogger Templates

BLOGGER

BlogFam Community

Free Shoutbox Technology Pioneer

Photobucket

Image hosting by Photobucket

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Linda

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Photobucket

AddThis Social Bookmark Button

Sedang Dibaca

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Lihat koleksi buku saya disini

Asal Pengunjung

Copyright © Kumpulan Tulisan & Pemikiran | Editor - Maryulis Max | Disain : Yonaldi