Warga Sumbar yang berdomisili di kawasan rawan bencana banjir dan longsor, diminta untuk segera hati-hati. Pasalnya di awal tahun ini hingga akhir Januari, diperkirakan bencana masih mengancam dan berkemungkinan besar terjadi.
Demikian diingatkan Koordinator Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar, Ir Ade Edward. Disebutkannya, 3 Januari 2007 yang bertepatan dengan 14 Dzulhijjah 1427 H, merupakan jadwal pasang naik tertinggi bulanan. Dengan demikian, saat itu gaya gravitasi sedang kecil.
"Bila pada 3-5 Januari hujan turun dengan durasi yang cukup lama dan intensitas curah hujan tinggi, maka kawasan rawan banjir dan longsor perlu siaga," sebutnya.
Dari data yang dimilikinya, kata Ade, ada beberapa wilayah di Sumbar yang paling rentan diterjang bencana longsor, galodo atau banjir. Seperti, di Kabupaten Solok berada di Lolo, Surian, Talangbabungo, Sariak Alahan Tigo, Sirukam, Batubajanjang, Sei Lasi, dan Sumani. Di Kabupaten Solok Selatan, berpotensi terjadi di Muaro Labuah, Pasie Laweh, Koto Parik. Di Kabupaten Pasaman, daerah rawan berada di Bonjol, Panti, Rao, batas Sumut. Serta kawasan Talu di Kabupaten Pasaman Barat.
"Di Kabupaten Agam, daerah rawan ada di seputar Danau Maninjau, Lubuak Sao, Palupuah, Lembah Anai, Manggopoh, Koto Alam, dan Batu Kambiang. Di Kabupaten Limapuluh Kota, di Suliki, Mungka, Kelok Sembilan, jalan batas Riau. Sementara di Kota Sawahlunto, ada di Lembah Segar, Talawi, Silungkang, dan Muaro Kalaban. Sedangkan di Kabupaten Dharmasraya berpotensi terjadi di Jalan Sungai Dareh dan Takung," ungkapnya.
Ditambahkannya, untuk Kabupaten Pesisir Selatan, daerah rawan bencana ada di batas Padang, Siguntur, Surantih, Tapan, dan perbatasan Kerinci. Di Kota Padang ada di Gunung Padang, Bukik Lampu, Indarung, perbatasan Solok. Sedangkan di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, rawan di Tanjuang Gadang, Kiliran Jao, Bukik Batabuah, perbatasan Riau, dan Sumpur Kudus. Sementara di Kabupaten Tanah Datar, daerah rawannya ada di Batipuah, Malalo, Puncak Pato.
"Di Kabupaten Padangpariaman, berada di Malalak Tandikek dan Sungai Garinggiang," ucap pria yang merupakan staf di Dinas Pertambangan dan Energi Sumbar ini.
Peringatan Ade ini, sudah terbukti. Sejumlah lokasi di kabupaten/kota sudah diterjang banjir. Malahan di Kota Padang, pada Senin, 1 Januari lalu telah terjadi terjangan ombak besar karena abrasi pantai di Parupuak Tabiang. Dalam peristiwa tersebut, satu rumah dan sebuah warung hanyut/hancur, 14 rumah rusak berat dan 25 lainnya terancam pula. Korban 40 KK yang terdiri dari 209 jiwa, terpaksa ngungsi ke rumah tetangga dan saudaranya.
Selain itu, jalan menuju objek wisata Aie Manih, di Koto Kaciak RT 05/RW I, Kecamatan Padang Selatan juga terancam putus. Menyusul terbannya badan jalan sepanjang 20 meter pada Rabu (3/1) sekitar pukul 01.00 WIB. Jalan utama yang merupakan akses ke lokasi wisata Batu Malin Kundang dan Pantai Aie Manih ini, sebelumnya juga pernah mengalami peristiwa serupa pada tahun lalu.
Ancaman bencana banjir dan longsor, diperkirakan akan terus terjadi lantaran tingginya curah hujan saat ini. Seperti diungkapkan Kepala Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Kota Padang, Emrizal SSos, curah hujan yang mengguyur Kota Padang dan Sumbar, sudah memasuki ambang normal. Selama 3 hari di bulan Januari 2007, curah hujan di Padang telah mencapai 139,6 mm. Sedangkan ambang normal curah hujan Januari yang dicatat BMG selama 30 tahun terakhir hanya 300 mm/bulan. Artinya, dalam 3 hari ini curah hujan telah mencapai 1/3 ambang normal Januari. (***)