It's Me

Name: Maryulis Max
Home: Padang, Sumatera Barat, Indonesia
About Me: Saya mencoba untuk menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Insya Allah bermanfaat bagi kemanusiaan...
See my curiculum vitae
Komunitas Kampuang

Photobucket - Video and Image Hosting

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Ketik: sumbar dan kirim ke 7505, dari semua operator cellular di Indonesia. Dengan begini anda sudah menyumbang sebesar Rp. 6000.

Jejak Blogger

Free Web Counter

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Penghargaan

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Pernah Sato Sakaki

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Lomba Hut ke-3 Blogfam

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 

61

Peserta Lomba Hari Kartini 2006

MyBlogLOG


Komen Terbaru


Banner Ambo

Maryulis Max Blog

 


25 March 2006
Alat Deteksi Tsunami Ditemukan Terapung di Tengah Laut
Image hosting by PhotobucketSEMPAT dinyatakan hilang selama 30 jam, Buoy TEWS (Tsunami Early Warning System) akhirnya ditemukan TNI AL terapung di laut Jumat (24/03/2006) sekitar pukul 17.00 WIB. Alat pendeteksi dini tsunami ditemukan di laut antara perairan Sumbar dan Sumut yang berjarak 30 mil dari lokasi hilang semula.

Seperti yang diberitakan kemarin, Buoy, alat peringatan dini tsunami (tsunami early warning system) yang dipasang di perairan lepas Sumbar-Sumut tepatnya di 60 nm (110 km) barat laut Pulau Siberut, diduga dicuri kawanan perompak. Alat pendeteksi tsunami tercanggih di dunia itu, diduga dilarikan ke arah perairan Sibolga untuk dijadikan besi kiloan.

Sebagaimana diinformasikan Koordinator Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) wilayah Sumbar, Ir Ade Edward yang juga terlibat dalam Tim Operasi Penyelamatan Buoy TEWS BPPT-RISTEK RI kepada POSMETRO, Kamis (23/03/2006), kejadian ini mendapat perhatian serius dari pemerintah RI dan Jerman untuk segera dituntaskan. Seluruh pihak terkait di Sumbar dan di Sumut sudah dikoordinasikan untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Posko Penyelamatan Buoy TEWS BPPT sudah dibentuk dan ditempatkan di markas Lanal Teluk Bayur di bawah komando Danlanal, Kolonel Laut (E) Munizar Munaf MT.

“Tambatan Buoy di dasar laut diduga sengaja dipotong pelaku, lalu menariknya dengan menggunakan kapal ke arah timur laut menuju Sibolga,” jelasnya.Pada pukul 08.00 WIB, posisi alat itu terdeteksi berada di koordinat 00 101' 47" S (lintang selatan) dan 97 59' 46" E (bujur timur). Lalu pada pukul 11.00 WIB sudah berada di koordinat 00 01' 35" S dan 98 03' 21" E.

“Sampai pukul 14.46 WIB, sudah berada di koordinat 00 00' 00" S dan 98 08 08 E. Informasi koordinat ini, kami dapatkan dari operator satelit yang melaporkannya setiap 3 jam sekali,” terangnya.

Dengan adanya informasi posisi alat itu, “perburuan" Buoy TEWS dilakukan TNI AL Teluk Bayur menggunakan KRI Pattimura nomor lambung 371, dibantu pesawat pengintai Nomet milik TNI Angkatan Laut (AL). Penemuan Buoy TEWS itu langsung dikabari Komandan Gugus Tempur Wilayah Barat (Dan Gus Pur Labar), Laksamana Pertama Dadik Suharto, yang berada di KRI Pattimura dikomandani Mayor Laut (P) Sigit Santo,” ujar Danlanal Teluk Bayur, Kolonel Laut (E) Ir Munizar Munaf MT, didampingi Perwira Operasi (Pasop) Kapten Laut (KH) Ali Ridlo SH, kepada POSMETRO kemarin.

Dikatakan Munizar, “Buoy TEWS itu akhirnya ditemukan terapung-apung di perairan Tanjung Batu tak berapa jauh dari pulau Pini,” sebut Munizar Munaf. Lantaran peralatan yang serba mutakhir ini masih berada di tengah laut, rencananya malam ini (tadi malam, red) digiring ke perairan Sibolga untuk pengamanan sementara. Apalagi alat yang memiliki harga mahal ini sangat sulit dibawa ke darat.

“Kita masih menunggu peralatan khusus untuk mengangkatnya, untuk selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Teluk Bayur,” aku Munizar. Untuk sementara, lanjut Munizar, belum ada tersangka. Buoy TEWS ditemukan terapung-apung di laut. Awalnya petugas melihat benda asing ini dari radar KRI Pattimura. Melihat hal yang ganjil ini, KRI Pattimura lalu mendekat dan selanjutnya mengamankan ke pinggir pantai Sibolga pelabuhan terdekat dari lokasi penemuan itu. Saat itu posisi Buoy TEWS pada pukul 13.42 WIB berada di koordinat 00 00' 07" lintang utara dan 98 23' 55" bujur timur dengan jarak di posisi semula hilang yakni sekitar 40 mil dari lokasi kejadian.

“Dengan demikian, segala upaya yang sudah kita lakukan nampaknya membuahkan hasil. Meski saat ini belum ada tersangkanya —karena benda itu ditemukan terapung di tengah laut—, namun petugas Lanal Teluk Bayur masih melakukan penyelidikan,” ungkap Munizar.

Sementara itu anggota Tim Operasi Penyelamatan Buoy BPPT-RI dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Sumbar, Ir Ade Edward menyebutkan, laporan yang diterima pihaknya, kondisi Buoy ini cukup baik yang ditandai dengan masih hidupnya sinyal alat tersebut. Tidak ada kerusakan berarti, hanya saja yang harus dilakukan adalah menyambung kembali kabel-kabel yang putus.

Dari penemuan kembali Buoy ini, kata Ade, tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia, sedang menunggu instruksi hasil pertemuan komite RI-Jerman di Jerman. Dalam pertemuan itu, BPPT diwakili Kepala Survei Teknologi Laut BPPT, Ridwan Djamaluddin.

“Namun begitu, Buoy ini akan ditempatkan kembali ke posisinya semula di perairan lepas Sumbar-Sumut tepatnya di 60 nm (nautical mile/mil laut-red) atau sekitar 110 km barat laut Pulau Siberut. Tapi sebelumnya, alat ini akan “diparkir” dulu di Padang untuk mendapatkan perbaikan,” jelasnya.

Untuk menangani kasus hilangnya Tsunami Buoy —yang terdiri dari sistem seafloor bottom pressure sensor (BPS) yang dapat mendeteksi kejadian tsunami sampai 1 cm dan moored surface buoy yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tsunami secara real-time ini, BPPT RI mengirimkan 4 anggotanya ke Kota Padang di bawah pimpinan Dr Ir Wahyu W Pandoe. Mereka terdiri dari 2 tenaga ahli dan 2 teknisi. Rombongan ini di-back up Pemprov Sumbar dengan menurunkan petugas dari Distamben Sumbar yang dipimpin Ade Edward. Sementara operasi pencariannya sendiri, di bawah kendali (BKO) Danlanal Teluk Bayur.Namun untuk sementara, Danlanal Teluk Bayur menyebutkan hilangnya Buoy itu lantaran di bawa arus yang kemudian ditemukan terapung-apung di lokasi penemuan. (ped/max)

Read more!
posted by Maryulis Max @ 3:06 PM   3 comments
24 March 2006
Gawat, Alat Deteksi Tsunami Dicuri
Image hosting by PhotobucketGAWAT! Buoy, alat pendeteksi tsunami (tsunami early warning system) yang dipasang di perairan lepas pantai Sumbar-Sumut tepatnya di 60 nm (110 km) barat laut Pulau Siberut, dicuri kawanan maling. Tanpa alat itu, bahaya tsunami tak bisa dideteksi secara dini. Akibatnya, bila kedatangan tsunami itu tak terlacak, maka ratusan bahkan ribuan nyawa akan hilang.

Diketahui berpindahnya alat itu, setelah pergerakan Buoy ini terpantau oleh satelit TEWS (Tsunami Early Warning System) sebagaimana diinformasikan operator satelit dari Jerman ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik Indonesia. Alat pemantau tsunami yang merupakan hasil kerjasama BPPT dan Jerman ini diambil dan dilarikan arah timur laut oleh pelakunya menuju pesisir barat Sumatera Utara sejak Rabu (22/03/2006) lalu.

Sebagaimana diinformasikan Koordinator Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) wilayah Sumbar, Ir Ade Edward yang juga terlibat dalam Tim Operasi Penyelamatan Buoy TEWS BPPT-RISTEK RI kepada POSMETRO, Kamis (23/03/2006), kejadian ini mendapat perhatian serius dari pemerintah RI dan Jerman untuk segera dituntaskan.

Seluruh pihak terkait di Sumbar dan di Sumut sudah dikoordinasikan untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Posko Penyelamatan Buoy TEWS BPPT sudah dibentuk dan ditempatkan di markas Lanal Teluk Bayur di bawah komando Danlanal, Kolonel Laut (E) Munizar Munaf MT.
”Tim BPPT telah berangkat dari Jakarta tadi sore (kemarin-red) menuju Padang untuk bergabung di Posko. Mereka direncanakan akan turut serta dengan kapal pemburu milik TNI AL yang akan diberangkatkan lepas Maghrib (kemarin-red) untuk mengejar kapal yang melarikan Buoy itu,” jelasnya.

Diungkapkannya, kasus ini bukanlah technical error (kesalahan teknis-red) tapi murni tindak kriminal. Pasalnya posisi pergerakan Buoy itu terarah. Berbeda halnya bila Buoy tersebut terlepas dari tambatannya di dasar laut, arah pergerakannya tidak akan terarah dan dipastikan terapung-apung dipermainkan gelombang.

”Tambatan Buoy di dasar laut sengaja dipotong pelaku. Mereka lalu menariknya menggunakan kapal ke arah timur laut menuju Sibolga,” jelasnya.

Kendati para “perompak nekad” itu berhasil melarikan Buoy, kata Ade, mereka tidak menyadari bahwa pergerakan mereka terus terpantau oleh satelit. Pada pukul 08.00 WIB, posisi mereka terdeteksi berada di koordinat 00 01' 47" S (lintang selatan) dan 97 59' 46" E (bujur timur). Lalu pada pukul 11.00 WIB sudah berada di koordinat 00 01' 35" S dan 98 03' 21" E.

”Sampai pukul 14.46 WIB, mereka sudah berada di koordinat 00 00 00 S dan 98 08 08 E. Informasi koordinat ini, kami dapatkan dari operator satelit yang melaporkannya setiap 3 jam sekali,” terangnya.

Dari dugaan sementara, terjadinya kasus pencurian ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan pelaku terhadap fungsi alat yang mereka “temukan” di tengah lautan tersebut. Mereka memperkirakan Buoy itu hanya besi biasa, sehingga berniat mengambilnya untuk dijadikan besi kiloan atau pun untuk keperluan lainnya.

Padahal, papar Ade, kalau saja mereka tahu, Buoy itu adalah alat pemantau tsunami tercanggih di dunia. Bahkan kalau dibandingkan dengan alat pemantau tsunami milik Jepang sekalipun, alat ini jauh lebih canggih. Karena sistem kerja Buoy ini sangat aktif, berbeda halnya dengan pemantau tsunami lain yang bersifat pasif. Informasi sekecil apapun dikirimkan alat ini ke satelit, sehingga pergerakan gelombang laut diketahui setiap saat.

Deteksi Tsunami Hingga 1 Cm

Sementara itu, dari data yang didapat POSMETRO dari situs resmi pemerintah RI, Tsunami Buoy terdiri dari sistem seafloor bottom pressure sensor (BPS) yang dapat mendeteksi kejadian tsunami sampai 1 Cm, dan moored surface buoy yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tsunami secara real-time.

Komunikasi menggunakan gelombang akustik guna mentransmisikan data dari BPS di dasar laut ke surface buoy yang ada di permukaan. Selanjutnya, unit Surface Buoy akan meneruskan transmisi data dari BPS via satelit komunikasi ke Pusat Pemantauan Tsunami Nasional, dalam hal ini BMG. Surface buoy ini tidak hanya memonitor dan mentransmisikan kejadian tsunami, tetapi juga mengamati parameter-parameter oceanografi dan meteorology permukaan laut lainnya. Surface Buoy juga dilengkapi dengan peralatan DGPS (Differential Global Positioning System) untuk memonitor tinggi gelombang permukaan dan juga untuk memantau pergerakan Buoy (drifting).

Sistem peringatan dini tsunami ini, dikembangkan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi sebagai koordinator pengembangan TEWS di Indonesia bersama BMG, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, LIPI, Departemen Kominfo, Departemen ESDM, Bappenas, Deplu, Bakornas PBP, DKP dan ITB pada awal tahun 2005. Perawatan sistem sensor serta monitoring sistem kerja peralatan surface buoy dan BPS diserahkan kepada BPPT dengan menggunakan kapal-kapal riset Baruna Jaya. Jerman sebagai negara pendonor peralatan ini ikut berpartisipasi dalam operasional dan perawatan selama 5 tahun sejak pemasangan.

Pada medio November 2005 lalu, kapal riset Jerman “SONNE” memasang 2 Tsunami Buoys di posisi sekitar 50 nm (93 km) barat-baratdaya Bengkulu (antara Pulau Enggano, Bengkulu dengan Pulau Pagai Selatan, Mentawai) dan di 60 nm (110 km) barat laut Pulau Siberut yang kini dicuri perompak tersebut.

Sebagaimana dijelaskan Kepala Survei Teknologi Laut BPPT, Ridwan Djamaluddin ke sejumlah media beberapa waktu lalu, Buoy ini terapung di permukaan laut. Sedangkan alat yang dipasang di dasar laut dinamakan seismometer (alat pengukur getaran bumi akibat gempa), yang berfungsi memberi sinyal kepada Buoy yang selanjutnya diteruskan ke Badan Meteorologi dan Geofisika Indonesia di Jakarta. Seismometer dipasang di dasar laut dengan kedalaman 5.291 meter, dengan koordinat 3 derajat 42 menit lintang selatan dan 99 derajat 12 menit bujur timur.

Sementara itu, Dan Lanal Teluk Bayur, Kolonel Laut (E) Munizar Munaf MT yang dihubungi koran ini tadi malam menyebutkan bahwa saat ini pihak BPPT sudah berada di Lanal Teluk Bayur untuk menuntaskan kasus tersebut. Dan Lanal sendiri belum berspekulasi jika peralatan telah dicuri orang atau dibawa arus. Yang jelas, besok (hari ini-red) pihaknya bersama-sama akan turun melakukan pencarian.

”Kita saat ini masih bekerja di Lanal. Jadi hasilnya masih kita tunggu, karena besok kita akan langsung turun,” kata Munizar dari ujung teleponnya. (max)

Read more!
posted by Maryulis Max @ 8:00 AM   0 comments
16 March 2006
Nasib CPNS, Digantung dan Tergantung
Image hosting by PhotobucketENTAH apa yang ada di benak Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang ada di Sumatera Barat (Sumbar) saat ini. Bisa jadi pada linglung atau ketar ketir menunggu ketidakpastian nasib mereka. Pasalnya, sudah berkali-kali --hingga sekarang baru 3 kali-- pengumuman hasil ujian CPNS ditunda Pemprov Sumbar. Kok bisa? Ya terang aja bisa mengingat --meminjam istilah Seurius Band-- Pemprov juga manusia...

Tapi perlukah ini terjadi? TIDAK. Mengapa begitu? Karena ini justru memperlihatkan ketidaksiapan Pemprov sebagai fasilitator penerimaan CPNS dalam memanfaatkan waktu yang begitu panjang dalam melaksanakan proses penerimaan. Sekaligus memperlihatkan betapa bobroknya sistem data base di lembaga pemerintahan itu.

Bayangkan saja, penerimaan CPNS kali ini merupakan penerimaan untuk tahun 2005 yang sedianya dilaksanakan pada Oktober tahun itu. Tapi begitu, sudahlah waktunya ditunda, ternyata kesempatan penundaan tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh aparatur pemerintahan untuk mempersiapkan sedetail mungkin data base pegawai honorer yang sedari awal sudah diberi sinyal akan lebih diutamakan diangkat sebagai PNS ketimbang pelamar umum lainnya (70% dari formasi yang tersedia). Mereka memilih berleha-leha, seakan-akan pede bahwa data yang mereka miliki oke punya...

Hasilnya, baru terlihat sekarang. Hanya lantaran terjadinya kesalahan pada data yang telah dilampirkan pegawai honorer sewaktu memasukkan lamaran, pengumuman hasil ujian CPNS akhirnya ditunda. Awalnya, hasil ujian yang dilaksanakan pada 11 Februari 2006 itu akan diumumkan pada Rabu, 15 Maret 2006 secara serentak setelah diterima Gubernur Sumbar, H Gamawan Fauzi SH MM dari tim pemeriksa UNP, pada Senin (13/03/2006). Sebelumnya, beberapa hari setelah ujian CPNS sukses dilaksanakan, Wakil Gubernur Sumbar, Prof Dr H Marlis Rahman MSc mengabarkan akan mengumumkan hasil CPNS pada Rabu, 8 Maret 2006 yang kemudian diralat lagi dengan alasan terlalu mendahului hasil pengumuman seleksi CPNS secara nasional.

Sekarang ketika jadwalnya datang, penundaan kembali dilakukan. Penundaan kali ini, terpaksa dilakukan demi memenuhi kuota yang diberikan bagi CPNS dari tenaga honorer. Setelah dicocokkan, ternyata terdapat berbagai kekeliruan dan itu terjadi di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumbar.

Sesuai ketentuan, tenaga honorer yang digaji berdasarkan APBN/APBD dan diangkat pejabat yang berwenang, berturut-turut diprioritaskan yang memenuhi kriteria, usia maksimal 46 tahun dengan masa pengabdian lebih dari 20 tahun. Usia 46 tahun, dengan masa pengabdian lebih dari 10 tahun, namun kurang dari 20 tahun. Usia maksimal 40 tahun, dengan masa pengabdian antara 5 hingga 10 tahun. Usia maksimal 35 tahun dengan masa pengabdian 1 tahun hingga 5 tahun.

Dengan adanya kesalahan ini, maka nasib CPNS lainnya --khususnya pelamar umum-- seperti digantung dan tergantung. Digantung karena tidak adanya kepastian dan tergantung karena adanya indikasi permainan di balik penundaan itu.

Maka muncullah pernyataan, salah satunya dati Wakil Ketua DPRD Padang, Z Panji Alam yang menyebutkan penundaan ini dikhawatirkan bakal melahirkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Apa yang dikatakannya, bila dipikir-pikir lagi, bisa jadi begitu.

Pertama, seperti yang telah disinggung sebelumnya, memperlihatkan betapa bobroknya sistem data base di tingkat pemerintahan dan buruknya kinerja PNS yang ada dalam melakukan Tupoksi-nya masing-masing, terutama aparatur yang ada di Badan Kepegawaian Daerah.
Masak sih, sedari awal mereka tidak bisa dengan njelimet memeriksa data yang diisi pegawai honorer dalam mengajukan lamarannya. Jika saja data base-nya bagus, tentu dengan mudah diketahui telah terjadi manipulasi data oleh mereka. Sehingga dengan otomatis yang tidak memenuhi ketentuan bisa didiskualifikasi untuk tidak mengikuti ujian CPNS.

Kedua, memperlihatkan betapa buruknya mentalitas calon PNS itu sendiri. Terutama pegawai honorer --yang selama ini notabene telah menjadi bagian dari aparatur pemerintahan. Demi peningkatan status menjadi PNS, mereka nekad mengakali petugas penerimaan CPNS --yang notabene teman-teman mereka juga.

Ketiga, dengan adanya penundaan malah memunculkan stigma bahwa masih ada kesempatan bagi kepala daerah dan pengambil kebijakan untuk tebang pilih, mana pegawai honorer yang layak dijadikan (diluluskan) sebagai PNS. Unsur like and dislike dan KKN rentan terjadi dalam tahap penundaan ini. Karena sebelumnya, beberapa kepala daerah sempat meminta jatah 10% dalam menentukan honorer yang akan diangkatnya, kendati itu ditolak mentah-mentah oleh gubernur Sumbar.

Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi. Kita tentu ingin mengingatkan komitmen pasangan Gamawan-Marlis yang punya motto "jujur dalam pengabdian", untuk tetap berada di jalurnya menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawab. Jangan hanya lantaran ulah segelintir oknum, kepemimpinan mereka yang baru seumur jagung pasca dilantik pada pertengahan Agustus 2005 lalu, tercoreng dan berbalik arah menjadi ketidakpercayaan masyarakat sebagaimana yang dikhawatirkan Z Panji Alam. Semuanya tergantung anda berdua, jangan sampai digantung warga... (***)


Read more!
posted by Maryulis Max @ 11:03 PM   1 comments
13 March 2006
Patahan Simangko Bergerak, Padang Dihoyak Gempa
Image hosting by PhotobucketSEJUMLAH warga Kota Padang, terutama yang tinggal di bangunan berlantai II dan III atau lebih, Senin (13/2) sekitar pukul 21.32 WIB dikejutkan oleh getaran gempa tektonik yang berasal dari pergerakan patahan simangko di daratan Sumatera.

Kepala BMG Padang Panjang, Soemarso menyebutkan, episentrum gempa berkekuatan 2,7 SR itu, berada di antara Lubuk Alung dan Danau Singkarak. Di Kota Padang, getarannya dirasakan sekitar 2 MMI (Modified Mercalli Intensity).

"Pusat gempa berada pada 0,7 LS-100,35 BT atau sekitar Lubuk Alung dan Danau Singkarak dengan kedalaman normal. Gempa terjadi selama 70 detik dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang berada di bangunan tinggi. Khusus di Kota Padang Panjang, gempa ini tidak begitu terasa," sebutnya melalui sambungan telepon.

Dikatakannya lagi, gempa kali ini berdiri sendiri dan hal yang biasa terjadi mengingat Sumbar dilalui patahan simangko yang membujur dari selatan hingga utara pulau Sumatera.

"Tidak ada hubungan gempa ini dengan gempa tektonik yang biasa terjadi di Selat Mentawai beberapa waktu lalu," jelasnya.

Sementara itu, dari pantauan POSMETRO, kendati hanya berkekuatan 2,7 SR, gempa ini lumayan mengejutkan juga. Pasalnya getaran yang dirasakan berbeda dengan guncangan yang biasa terasa tatkala gempa terjadi di Selat Mentawai.Sejumlah warga yang berada di bangunan tinggi, sempat panik sesaat dan kembali tenang begitu getarannya tak dirasakan lagi. (max)

Read more!
posted by Maryulis Max @ 10:20 PM   2 comments
01 March 2006
Inkado Ranting Palupuh Menggeliat Bersama Karateka Cilik
Image hosting by PhotobucketDENGAN langkah tegap, kaki mungil itu dilangkahkan menuju venue begitu namanya, Dara Rizka Septriani, dipanggil panitia melalui pengeras suara. Dia akan menerima pengalungan medali setelah berhasil memenangi kelas kumite pemula dini putri 25 kg. Kulitnya yang hitam manis berubah sumringah, tatkala tatapan mata audiens yang menyesaki aula Fekon Unand Jati tertumbuk kepadanya.

Gadis cilik berusia 7 tahun itu berdiri di bagian depan. Sementara penerima medali perak, Eka Wahyuni serta penerima medali perunggu, Eka Sarah Arsi dan Fina yang “dilumpuhkannya" di semifinal dan final berdiri tepat di belakangnya. Setelah menerima pengalungan medali dari Ketua Umum Inkado Ranting Palupuh, Ir Emnu Azamri SH MM, namanya kembali dipanggil melalui pengeras suara. Dia akan dikalungi medali emas untuk kelas kata putri pemula dini yang diserahkan Komtek Inkado Sumbar, Edi Riondo BSc.

Itulah Dara, satu dari 20-an karateka Inkado Ranting Palupuh Padang yang diikutsertakan pimpinan dojo-nya unjuk kebolehan dalam Kejurda XI Inkado Korda Sumbar yang dihelat 25-26 Februari lalu. Selain dia, prestasi tak kalah menakjubkan juga diperlihatkan M Arif Salsabil (11) yang menjadi pemuncak di kelas kata pemula perorangan putra. Prestasi Arif ini, mengukuhkan hegemoninya sebagai salah satu bibit karateka potensial Inkado Korda Sumbar setelah sempat menjadi atlet di Kejurwil II Inkado se-Sumatera Jawa pada Agustus 2005 lalu. Kala itu, dia berhasil merebut medali perunggu untuk kelas yang sama. Selain keduanya, ada lagi yang tak kalah bersinar. Melisa Triani P, yang tampil sebagai jawara di kelas kata pemula perorangan putri.

Selain mereka bertiga, karateka Ranting Palupuh seperti Chadra A Sandri, Dita Damayanti, M Hasqi, Gilang, Firas Rizky, M Farel A Jabar dan lainnya juga punya andil memberi perak dan perunggu untuk perguruannya. Dalam Kejurda ini, Ranting Palupuh berhasil mengumpulkan 4 emas, 5 perak dan 5 perunggu.

Tampilnya bocah-bocah cilik itu sebagai jawara di kelas masing-masing, kontan membuat perguruan Ranting Palupuh masuk perhitungan sebagai dojo yang tak bisa dipandang sebelah mata. Padahal, dojo yang berlokasi di belakang rumah dinas gubernur Sumbar ini sendiri belum genap setahun berdiri. Bahkan kepengurusannya pun baru resmi dikukuhkan di sela-sela pelaksanaan Kejurda oleh Ketua Umum Inkado Korda Sumbar, Deddy S H.

Kepada POSMETRO, Emnu Azamri yang dipercaya para orangtua karateka Ranting Palupuh itu, hanya bisa tersenyum ketika ditanyai rahasia pembinaan karatekanya. Kuncinya, kata Emnu, adalah dengan selalu memberi motivasi kepada bocah-bocah itu untuk terus berprestasi. Tidak hanya pengurus dan pelatih yang memotivasi, orangtua mereka masing-masing juga diminta untuk terus men-support anak-anaknya.

“Gagal dalam suatu event tidak masalah, tinggal lagi bagaimana mereka terus mengembangkan diri mengingat karir mereka sebagai karateka masih panjang. Motivasi seperti itu yang terus kami berikan, sehingga mereka pun terpacu untuk menjadi yang terbaik di antara teman-temannya,” jelas dia sembari menambahkan, seluruh karateka yang dibinanya itu usianya berkisar 6-11 tahun.

Di bawah asuhan pelatih, senfai Efrinaldi, anak-anak yang umumnya tercatat sebagai murid di SD Pertiwi II dan III itu, tiap Selasa dan Jumat sore giat berlatih di lapangan basket yang tepat berada di balik pagar rumah dinas gubernur. Di sini mereka diasah dan diasuh untuk menjadi karateka andal masa depan. Tapi begitu, mereka tetap anak-anak yang selalu bercanda dan bergurau dengan kawan-kawannya di sela-sela latihan.

Belum genap setahun, hasilnya pun telah nampak. Di ajang Kejurda yang notabene diikuti perguruan Inkado yang ada di kabupaten/kota se-Sumbar, dojo Ranting Palupuh unjuk gigi sebagai new comer (pendatang baru). “Kami semua bangga kepada mereka,” ujar Emnu mewakili para orangtua karateka. (***)

Read more!
posted by Maryulis Max @ 5:09 PM   2 comments
Blog Valdisya
Photobucket - Video and Image Hosting

Singgah ke My Baby Blog Klik disini Ngeliat Foto Disya Klik Ini

Tulisan Sebelumnya
Brankas Arsip
Singkap Blog
Mitra Blog

Free Blogger Templates

BLOGGER

BlogFam Community

Free Shoutbox Technology Pioneer

Photobucket

Image hosting by Photobucket

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Linda

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Photobucket

AddThis Social Bookmark Button

Sedang Dibaca

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Lihat koleksi buku saya disini

Asal Pengunjung

Copyright © Kumpulan Tulisan & Pemikiran | Editor - Maryulis Max | Disain : Yonaldi