SEBUAH keberuntungan --tepatnya hidayah-- menghampiri Robi (23). Pria yang sehari-hari berjualan teh poci diberi kesempatan melihat kebesaran Illahi Rabbi melalui penampakan awan bertuliskan Allah dan Muhammad.
Peristiwa yang mungkin hanya orang-orang tertentu yang berkesempatan melihat keanehan ini, dialami Robi saat berada di Simpang Tugu, Bayang Sani, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pasisia Selatan. Kamis senja (15/11), saat awan gelap mulai menyelimuti kawasan perbukitan di sekitar lokasi, tiba-tiba pandangannya tertumbuk pada awan putih yang bergerak cepat dan mengantung di tengah Gunung Cerek.
Dia terpana. Dalam hitungan detik, gumpalan awan itu lantas membentuk tulisan Allah. "Subhanallah...," hanya itu yang terlontar dari mulutnya. Refleks dia merogoh kantongnya untuk mengambil HP Sony Ericsson dan mengabadikannya melalui fasilitas kamera yang ada di HP itu.
Guna memastikan dirinya tak bermimpi, dia lantas menghentikan sebuah mobil Suzuki Carry yang tengah melaju menuju arah Kota Padang dan menunjukkan apa yang dilihatnya itu kepada supir mobil tersebut. Sama halnya dengan Robi, sang supir tersebut terpana dan hanya berucap menyebut kebesaran Allah.
Tak begitu lama, awan ini mulai memecah dan seakan lenyap di telan Gunung Cerek yang menurut warga setempat merupakan tempat pelarian tentara saat gejolak yang terjadi pada medio tahun 50-an. Kemudian, tak jauh dari penampakan itu, dari sisi kiri gunung muncul lagi gumpalan awan baru. Perlahan dan pasti, awan itu membentuk guratan seperti naga memanjang lalu memendek yang akhirnya membentuk tulisan Muhammad.
"Sekali lagi, saya tak menyia-nyiakan kesempatan. Kamera HP saya arahkan ke gumpalan awan itu untuk mengabadikannya," cerita Robi.
Bagi Robi, melihat awan bertuliskan Allah ini adalah kali keduanya. Sebelum gempa besar yang terjadi 12 September sore, siang harinya dia menyaksikan awan bertuliskan Allah itu mengantung langit di atas Plasa Andalas, tempat di mana dia sehari-hari menggelar dagangannya.
"Mungkin ini hidayah bagi saya. Jika dulu shalat saya sering bolong-bolong dan melalaikan perintahNya, kini saya mulai rajin shalat. Saya takut, mungkin ini bisa jadi peringatan bagi saya," ucap suami Tuti Widyawati (22) dan ayahanda dari Reyvan (4,5 bulan) ini.
Selama ini, penampakan awan aneh yang terjadi di Sumbar, jarang sekali terjadi berbarengan. Terkadang hanya awan bertuliskan Allah yang muncul dan kadang awan bertuliskan Muhammad. Namun ada juga yang mengaku pernah melihat secara bersamaan, yaitu beberapa menit pasca gempa 6 Maret lalu. Di samping melalui awan, tulisan-tulisan ini acap juga muncul di media lain seperti cangkang telur, semangka, batang kayu dan sebagainya.
Pertanda apakah ini? (max) |