01 January 2008 |
Pindah Rumah |
Terhitung 1 Januari 2008, saya dengan berat hati pindah rumah. Kendati di rumah inilah seluruh aktivitas berpikir dan menulis saya limpahkan, namun karena pertimbangan lain —yang salah satunya adalah soal kenyamanan beraktivitas— terpaksa saya pindah ke rumah lain. Ada rencana membikin rumah sendiri di http://maryulismax.web.id, tapi karena belum rampung betul lantaran harus ada renovasi di seluruh bagian rumah tersebut dan penyelesaian "sertifikat" serta pembayaran "Pajak Bumi dan Bangunannya", untuk sementara saya menumpang dulu di kontrakan http://maryulismax.wordpress.comTerima kasih kepada kawan-kawan, tamu dan relasi yang telah berkunjung, singgah, nginap di rumah lama ini. Walaupun saya pindah, isi rumah akan tetap dibiarkan seperti ini. Anggap saja museum yang bisa digunakan untuk melihat, mendengar dan merasakan apa-apa yang telah saya tulis dan pikirkan. Sementara untuk duplikat "prasasti" di rumah lama ini, telah saya boyong ke http://maryulismax.wordpress.com
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 9:09 PM
|
|
|
26 December 2007 |
Jucelino oh Jucelino |
Jucelino Nobrega da Luz patut menutup wajahnya yang memerah karena malu. Kredibilitasnya sebagai peramal --yang kata orang ramalannya banyak betul daripada salahnya-- jatuh sudah. Semua itu gara-gara ramalannya soal gempa besar pada 23 Desember 2007 berkekuatan 8,5 SR yang disertai tsunami di pantai barat Sumatera tidak terbukti sama sekali. Maka, pasangilah topeng di wajahmu wahai Jucelino, biar malumu tertutupi sudah. Kendati ramalannya tak terbukti, kita patut juga berterima kasih kepada Jucelino. Karena ramalan yang dimunculkannya --yang atas pertolongan ekspos di media-media massa membikin isu ini merebak ke mana-mana-- menjadi penggerak mobilisasi yang lebih efektif ketimbang simulasi tsunami. Coba bandingkan ketika pemerintah Provinsi Sumbar mengadakan simulasi tsunami dan ujicoba sirine pada 17 Desember lalu, tak begitu banyak warga yang menanggapi. Malahan ditanggapi dingin.
Beda halnya dengan isu Jucelino, tanpa diperintah-perintah pun, warga sudah mengungsi menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Tak perlu ada pengumuman lewat pengeras suara, tak perlu ada iklan di media massa, warga yang telah trauma dampak tsunami aceh 2004 dengan sendirinya telah mengevakuasi diri mereka tanpa ada komando seperti ketika simulasi tsunami dilaksanakan.
Toko-toko tutup, pasar sepi, kota lengang, aktivitas ekonomi mati suri, lalu lintas kendaraan minim, hilir mudik warga kurang dari biasanya, semuanya hanya gara-gara isu tsunami. Suatu kondisi yang takkan bisa dikondisikan ketika simulasi tsunami dilaksanakan.
Inilah sebuah kewaspadaan yang dibungkus ketakutan. Dan semua itu telah berlalu seiring tidak terbuktinya ramalan Jucelino. Semua kembali ke aktivitas semula --kecuali bagi PNS dan anak sekolahan yang menikmati libur panjang bertajuk cuti bersama dari 20-26 Desember bahkan ada yang sampai 2 Januari 2008. Semua kembali kepada gerak hidup apa adanya, sementara bahaya dan bencana tetap mengancam.
Kewaspadaan semu yang muncul ketika isu merebak, memberi pelajaran kepada kita bahwa masyarakat lebih percaya kepada informasi irrasionalitas yang menyangkut keselamatan hidup mereka ketimbang infomasi rasional pemerintahan yang mencoba menenangkan mereka. Jucelino telah memberi pelajaran bahwa kadar rasionalitas sebuah masyarakat modern belum berkembang baik di daerah kita. Dan itu bisa menjadi alat ukur bahwa tingkat keimanan masyarakat pun belum sebaik seperti yang kita kira.
Yang pasti 23 Desember lewat sudah, ancaman keselamatan justru bermula dari sini. Di saat kita lengah, di saat kita tidak lagi "diingatkan" isu, sudah sejauhmanakah kita siap dan waspada? Bukankah bisa saja beberapa detik, semenit, sehari, seminggu, sebulan, setahun setelah baca tulisan ini, tiba-tiba bencana itu tiba? Maka, jangan sampai terlena dan jangan lupa untuk berdoa agar kita dijauhkan dari segala bencana. (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 3:16 PM
|
|
|
14 December 2007 |
Jumpa Pak JaF |
Juru Kampanye "Jangan Asal Copy Paste"
SERING melihat banner berisikan "Jangan Asal Copy Paste" (JACP) atau "Blog Juga Hasil Karya Cipta" di berbagai blog? Pasti muncul pertanyaan siapa gerangan orang yang paling berkompeten dengan kampanye ini. Dialah La Rane Hafied yang tenar dipanggil Pak JaF. Banyak alasan kenapa pria Bugis kelahiran Lampung Tengah ini getol mengampanyekan JACP. Alasan paling mendasar tentu karena itu tadi, bahwa "Blog Juga Hasil Karya Cipta". Seperti diutarakannya, " JACP adalah sebuah ajakan moral untuk menghargai hasil karya para blogger, karena apapun isinya, apapun wujudnya, blog adalah juga sebuah hasil karya cipta. Kampanye ini terinspirasi dari beberapa kasus penjiplakan dan pembajakan materi blog yang juga pernah saya alami sendiri beberapa waktu silam."
Untuk menggencarkan kampanye JACP ini, Pak JaF lantas membikin banner itu di blog lamanya. Antusiasme para blogger pun cukup tinggi, ketika itu. Maka banyak bertebaran banner-banner kampanye JACP ini di berbagai blog sebagai wujud atas dukungan moral terhadap kampanye yang digencarkan kru Radio Singapore Internasional ini, termasuk saya. Namun tiba-tiba saja, links banner ini hilang dari peredaran, sehingga logo kampanye tersebut tidak nampak. Apa yang terjadi?
"Saya pindah blog. Karena ada masalah dengan hosting saya terdahulu," katanya ketika bertemu muka dengan pria berbadan subur ini di Hotel Bumiminang pada Senin, 10 Desember lalu. Pertemuan ini, karena kebetulan Pak JaF sedang ada tugas kantor yang membuat dia harus melangkahkan kaki ke Ranah Minang. Dan saya mengetahui keberadaannya di Padang dari Subadri, yang berkesempatan pula menemani saya bersama Amar Putra untuk menemui pria yang sesekali saya panggil Mas Rane ini.
Agar kampanye yang telah diretasnya itu tidak hilang begitu saja, Pak Jaf kembali memunculkan kampanye ini di blognya yang baru. "Perlu dicatat bahwa ini hanyalah sebuah kampanye moral yang tidak memiliki implikasi legal apapun, dan hanya berfungsi untuk mengingatkan saja. Namun bukankah kadang-kadang sanksi moral juga bisa berdampak pada macam-macam hal," tulisnya di postingan mengenai kampanye JACP ini.
Ngeblog, diakui Pak JaF, sudah dilakukannya jauh sebelum beredarnya fasilitas free blogger. Katanya, dia sudah wara-wiri di geocities dan hosting lain yang memberi akses untuk memposting sesuatu. Tapi begitu blogger.com muncul pada tahun 2000-an, Pak JaF lantas bikin blog di blogspot dan kemudian hari pindah ke web pribadi dengan menyewa domain. Di samping itu dia "ngetem" pula di wordpress, alasannya lebih simpel dibanding blognya yang lama.
Tak sekedar ngeblog, Pak JaF juga wara-wiri alias blogwalking dan bergabung di berbagai komunitas, terutama komunitas Blogger Family (Blogfam). Di Blogfam, dia tercatat sebagai member pada 8 April 2004. Dan kini posisinya di forum blogger ini adalah sebagai Global Moderator. Sebagai moderator, saya paling inget dengan thread khusus yang dimoderasinya yaitu "Kamar Tidur". Hingga akhirnya "Kamar Tidur" ini dilikuidasi, saya pribadi masih belum sempat masuk ke ruang khusus untuk orang dewasa ini.
"Tidak ada yang aneh dengan "Kamar Tidur" tersebut. Jangan dibayangkan forumnya seperti di Kaskus, Bluefame atau sebagainya. Gak ada yang porno kok," katanya menjawab keingintahuan saya tentang ruang khusus itu.
Pak JaF dengan tulus mengaku, banyak manfaat yang dia dapat dari ngeblog. Di samping banyak teman tentunya, dia pun bisa menyalurkan hobi nulisnya. Dan sebuah karya pun telah dilahirkannya berupa buku keroyokan berjudul The Messenger yang ditulis bareng rekan-rekan Blogfam. Selain itu, dia pun menjadi banyak kenal --dan ikut dikenal-- pula setelah rajin ngeblog dan blogwalking. "Banyak orang aneh dan gila yang saya kenal," katanya bercanda sembari tertawa ngakak.
Nah, siapa bilang blog dan ngeblog tiada guna? Makanya, ayo kita ngeblog!!! (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 1:19 PM
|
|
|
30 November 2007 |
Gunung Talang Enam Kali Meletup |
PASCA gempa berkekuatan 6,2 SR yang berpusat di selatan Pulau Sikakap Mentawai pada Minggu pagi (25/11) sekitar pukul 09.51 WIB, Gunung Talang langsung bereaksi. Sejak hari itu hingga kemarin (30/11), gunung berketinggian 2.597 mdpl ini tercatat sudah 6 kali meletup mengeluarkan asap. Walhasil, Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral menetapkan status gunung ini mulai 29 November 2007 pukul 18.00 WIB dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). Dari catatan pemantau Gunung Talang, letupan pertama terjadi pada Minggu sebanyak 1 kali, disusul 3 kali pada Senin (26/11), dan 2 kali pada Selasa (27/11). "Sementara dari Rabu hingga hari ini (kemarin-red), tidak ada letupan asap. Bahkan sepanjang Jumat, aktivitas Gunung Talang tak bisa dilihat karena tertutup kabut. Yang jelas letusannya bukan letusan yang mengeluarkan material, hanya sebatas letupan yang mengeluarkan asap," sebut petugas pemantau Gunung Talang Dalipa Marjusi ketika dihubungi via telepon genggamnya.
Dikatakan Dalipa, dari pantauan pihaknya, sejak pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB kemarin, terekam 5 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa vulkanik dangkal, tremor 8 kali, gempa LF (low frequency) 7 kali, dan gempa tektonik 9 kali.
Sementara itu dari data resmi yang dilansir Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana melalui web resminya disebutkan, untuk kegempaan pada Rabu (28/11), terekam gempa vulkanik dalam 11 kali, gempa vulkanik dangkal 3 kali, gempa hembusan 1 kali, tremor 16 kali, gempa LF 1 kali, gempa tektonik lokal 1 kali, gempa tektonik jauh 19 kali dan gempa terasa 2 kali dengan MMI (Merchalli Magnitudo Intensity) sebesar III-IV MMI. Sedangkan pada Kamis (29/11) sampai dengan pukul 06.00 WIB, terekam gempa vulkanik dalam 4 kali, gempa vulkanik dangkal 1 kali, gempa tektonik lokal 1 kali dan gempa tektonik jauh 1 kali. Mulai pukul 11.00 WIB terekam gempa tremor vulkanik over scale selama ±1.5 jam.
Sedangkan pantauan secara visual, disebutkan, pada 27 November 2007 pukul 07.45 WIB-08.10 WIB terjadi 1 kali letusan dari Kawah Utama, asap coklat kehitaman, dengan ketinggian 800-1.000 m. Sementara itu dari Kawah Selatan teramati asap coklat kehitaman dengan ketinggian 600 m. Lalu pada pukul 09.10 WIB-09.25 WIB dari Kawah Utama dan Kawah Selatan terlihat asap coklat kehitaman tekanan agak kuat dengan ketinggian 1.200 m.
"Sementara pada 28 November, asap putih dengan tekanan sedang, teramati dari Kawah Utama dengan ketinggian 200 m. Sementara dari Kawah Selatan teramati setinggi 100 m. Lalu pada 29 November 2007, Kawah Utama dan Kawah Selatan mengeluarkan asap berwarna putih tebal kehitaman, tekanan kuat, dengan ketinggian 200-700 m. Di Kawah/Rekahan Gabuo Atas teramati asap putih tebal dengan ketinggian 200-300 m dan berlangsung terus menerus. Bau gas belerang tercium tajam," demikian laporan Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana di websitenya.
"Berdasarkan data visual dan kegempaan serta analisis data tersebut maka terhitung mulai 29 November 2007 pukul 18.00 WIB, status kegiatan Gunung Talang dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi SIAGA (Level III)," tulis mereka.
Dengan dinaikkannya status Gunung Talang, Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Talang tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas tentang letusan Gunung Talang dan harap selalu mengikuti arahan dari SATLAK PB dan SATKORLAK PB setempat. Selain itu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak direkomendasikan mendaki dan dalam radius 3 km dari kawah aktif Gunung Talang. Serta, karena sekarang musim penghujan, masyarakat hendaknya mewaspadai aliran lahar dari material letusan Gunung Talang sebelumnya di Sungai Batang Ampunan, Sungai Anau Kadok yang berlokasi di Kecamatan Gunung Talang serta sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Talang. Patut diketahui, Gunung Talang adalah gunung api bertipe strato yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kota Anau, Kabupaten Solok pada posisi 0°58'42.24" LS dan 100°40'46.19" BT. (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 6:04 PM
|
|
|
|
"Tsunami Kecil" Terjang Indropuro |
TSUNAMI kecil setinggi 1,5 meter yang meluap hingga 75 meter dari bibir pantai, Minggu (25/11), menerjang Kampuang Uba, Nagari Indropuro, Kabupaten Pasisia Selatan (Pessel). Peristiwa itu terjadi satu jam pasca gempa besar berkekuatan 6,2 SR yang terjadi pukul 09.51 WIB di selatan Pulau Sikakap Mentawai. Akibatnya 38 rumah "dilamun" ombak laut Selat Mentawai itu.
Informasi yang didapat dari Kabag Kesbanglinmas Pessel Dalipal SSos, Senin (26/11), kejadian tak terduga itu membuat 10 rumah hilang "dilumat" gelombang, sementara 16 rumah rusak sedang, sisanya rusak ringan. "Bisa saja ini akibat gempa 6,2 SR itu. Karena seperti dilaporkan kepala kampung kepada saya, peristiwa tsunaminya muncul beberapa jam setelah gempa. Kira-kira sekitar jam 11-an," terangnya.
Rumah yang hilang ditelan gelombang itu, sebutnya, merupakan rumah milik Soep (55), Awel (65), Lacan(54), Yusup (60), Sebo(65), Il (40), Jojon (75), Condon (30) Nasik(67) dan Began (50). Semua korban kini terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat yang disediakan Pemkab Pessel dan juga menginap di rumah sanak familinya yang ada di sekitar kampung itu.
"Dilihat dari lokasi, sebenarnya rumah warga yang menjadi korban keganasan tsunami kecil ini, lumayan jauh dari bibir pantai. Sebelumnya di sana ada hamparan pasir, cemara laut dan sungai selebar 50 meter. Namun setelah tsunami, semuanya hilang karena luapan air laut yang mencapai lebih dari 75 meter," ungkapnya.
Untuk para korban, kata dia, Pemkab telah memberikan bantuan berupa tenda darurat, Sembako, dan uang tunai. "Untuk rumah rusak ringan mendapat Rp 200 ribu, rusak sedang Rp 400 ribu dan rusak berat (hilang-red) Rp 600 ribu," sebutnya.
Seperti diketahui, pada Minggu pagi sekitar pukul 09.51'.59" WIB terjadi gempa berkekuatan 6,2 SR yang berpusat di 28 km barat daya Muko-muko Bengkulu di kedalaman 55 km yang persisnya berada di selatan Pulau Sikakap Mentawai. Sejauh ini belum didapat informasi resmi dari BMG, apakah benar tsunami kecil itu akibat gempa atau hanya sebatas gelombang pasang akibat purnama bulan ini.
Giliran Patahan Semangko Getarkan Padang Gempa susul menyusul di pantai barat Sumatera beberapa bulan belakangan, akhirnya memicu reaksi patahan Semangko yang melintang di sepanjang daratan Pulau Sumatera. Kemarin (26/11) sekitar pukul 18.04'.02" WIB, gempa berkekuatan 5,4 SR di kedalaman 53 km berguncang. Gempa ini berpusat di darat 35 km barat daya Sungai Panuah, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
"Untuk di Padang getarannya bisa dirasakan I-II MMI (Merchalli Magnitudo Intensity). Biasanya yang berada di bangunan tinggi, bisa merasakan getaran gempa ini," jelas Kepala BMG Padangpanjang Ir Soemarso yang dihubungi via telepon genggamnya.
Dikatakan, sejauh ini belum didapat laporan kerusakan akibat gempa darat itu. Namun begitu dia mengakui ada juga keterkaitan antara gempa di laut dengan gempa di darat.
Berbeda dengan BMG, United State Geological Survey (USGS/BMG-nya Amerika) melalui website-nya justru merilis informasi bahwa gempa itu berpusat di laut. Dengan posisi episentrum 2,22 LS-100,45 BT dengan kedalaman 35 km yang berkekuatan 5,2 Mw (magnitude wave).
Sementara itu, sebelum gempa jelang Maghrib tersebut, sekitar pukul 13.44'.02" WIB, gempa kembali menguncang perairan Pulau Nias dengan kekuatan 5,3 SR. Gempa berkedalaman 27 km ini berada di 143 km barat daya Gunung Sitoli, Nias.
Sedangkan Senin dinihari sekitar pukul 00.41'.37" WIB, gempa cukup besar kembali menghentak dengan kekuatan 6,0 SR. Gempa ini berpusat di 107 barat laut Muko-muko, Provinsi Bengkulu atau persisnya di selatan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai. "Gempa ini bisa dirasakan getarannya III MMI di Kota Padang dengan durasi 3 menit," sebut Soemarso. (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 11:47 AM
|
|
|
20 November 2007 |
Ramalan Ilmuwan Brazil Bikin Repot |
Katanya, Gempa 8,5 SR Terjadi 23 Desember
Ramalan ilmuwan Brazil Prof Jucelino Nobrega Da Luz tentang prediksi akan terjadinya gempa bumi disertai dengan tsunami pada 23 Desember 2007 mendatang, ternyata bikin repot juga. Untuk menyikapi prediksinya itu, lusa ini Bakornas akan menggelar rapat. Namun jauh-jauh hari ahli gempa Indonesia sudah menganggap pernyataan Jucelino itu tak bisa dipertanggungjawabkan.
Entah karena Jucelino mengaku sudah 2 kali prediksinya tepat soal gempa dan tsunami, ramalan terbarunya ternyata bikin ketar-ketir juga. Yang jelas dia bilang dalam surat berbahasa Brazil bahwa dia juga pernah memprediksi gempa 8,4 SR disertai dengan tsunami di NAD tahun 2004. Peringatan adanya tsunami tersebut sudah dikeluarkannya tahun 1998. Dan peristiwa yang menelan korban ribuan orang itu benar-benar terjadi. Mei 2007 lagi-lagi ia mengirimkan peringatan akan terjadi gempa di Sumatera Barat dan Bengkulu. Diperkirakannya gempa terjadi September. Dan ternyata lagi-lagi prediksi ini tak meleset.
Dalam surat tersebut, Jucelino menyebutkan lokasi gempa di Sumatera. Memang tidak spesifik menyebut di nama daerah di Pulau Sumatera ini. Surat tersebut dikirim 20 Agustus 2007 lalu ke Kedutaan Brazil di Indonesia dan KBRI di Brazil. KBRI kemudian meneruskan ke Bakornas PB (penganggulangan bencana) dan hingga akhirnya sampai ke Pemkab Mukomuko dan Pemprov Bengkulu. Yang jelas akibat prediksinya itu, warga Muko-muko dan Kota Bengkulu "bagaleboh" menanggapinya.
Khusus untuk Sumbar, surat Jucelino ini konon kabarnya sampai pada Sabtu lalu (17/11). Namnu baru kemarin (19/11) dipertanyakan Sekdaprov kepada Kabid Kesiagaan Kesbanglinmas Setdaprov Sumbar Ir Ade Edward untuk diusut kebenarannya. Oleh Ade surat ini diteruskan kepada pihak yang berkompeten, kendati dia sendiri meragukan prediksi Jucelino.
"Surat itu dikirim Jucelino ke KBRI di Brazil, lalu KBRI mengirimkan ke Deplu yang meneruskannya ke Depdagri. Oleh Depdagri dikirim ke Bakornas dan Pemprov," jelasnya
Mungkin karena itulah Bakornas lusa nanti mengagendakan rapat guna membahas prediksi Jucelino ini. Namun rencana rapat itu ditanggapi dingin oleh peneliti LIPI untuk gempa Mentawai Dr Ir Danni Hilman Natawijaya MSc. Melalui SMS ke Ade Edward yang juga koordinator Ikatan Ahli Geologi (IAGI) Wilayah Sumbar merupakan, Danni menyebutkan dirinya tak akan datang pada rapat itu.
"Males nanggepinnya. Masa ramalan 1 orang gila dari Brazil aja bisa bikin repot bangsa ini... Jangankan ngeramalin hari H, ngeramalin tahun H gempa aja secara ilmiah sih ga mungkin. Gitu aja kok repot ya," tulis Danni.
Danni sendiri jauh-jauh hari sudah menegaskan sampai saat ini tidak ada satu alat canggih pun yang dapat mendeteksi bakal terjadinya gempa. Karena itu dia bilang, jangan percaya dengan isu-isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya. Termasuk dengan surat Jucelino yang dianggapnya orang gila ini. (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 5:52 PM
|
|
|
|
|