26 December 2007 |
Jucelino oh Jucelino |
Jucelino Nobrega da Luz patut menutup wajahnya yang memerah karena malu. Kredibilitasnya sebagai peramal --yang kata orang ramalannya banyak betul daripada salahnya-- jatuh sudah. Semua itu gara-gara ramalannya soal gempa besar pada 23 Desember 2007 berkekuatan 8,5 SR yang disertai tsunami di pantai barat Sumatera tidak terbukti sama sekali. Maka, pasangilah topeng di wajahmu wahai Jucelino, biar malumu tertutupi sudah. Kendati ramalannya tak terbukti, kita patut juga berterima kasih kepada Jucelino. Karena ramalan yang dimunculkannya --yang atas pertolongan ekspos di media-media massa membikin isu ini merebak ke mana-mana-- menjadi penggerak mobilisasi yang lebih efektif ketimbang simulasi tsunami. Coba bandingkan ketika pemerintah Provinsi Sumbar mengadakan simulasi tsunami dan ujicoba sirine pada 17 Desember lalu, tak begitu banyak warga yang menanggapi. Malahan ditanggapi dingin.
Beda halnya dengan isu Jucelino, tanpa diperintah-perintah pun, warga sudah mengungsi menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Tak perlu ada pengumuman lewat pengeras suara, tak perlu ada iklan di media massa, warga yang telah trauma dampak tsunami aceh 2004 dengan sendirinya telah mengevakuasi diri mereka tanpa ada komando seperti ketika simulasi tsunami dilaksanakan.
Toko-toko tutup, pasar sepi, kota lengang, aktivitas ekonomi mati suri, lalu lintas kendaraan minim, hilir mudik warga kurang dari biasanya, semuanya hanya gara-gara isu tsunami. Suatu kondisi yang takkan bisa dikondisikan ketika simulasi tsunami dilaksanakan.
Inilah sebuah kewaspadaan yang dibungkus ketakutan. Dan semua itu telah berlalu seiring tidak terbuktinya ramalan Jucelino. Semua kembali ke aktivitas semula --kecuali bagi PNS dan anak sekolahan yang menikmati libur panjang bertajuk cuti bersama dari 20-26 Desember bahkan ada yang sampai 2 Januari 2008. Semua kembali kepada gerak hidup apa adanya, sementara bahaya dan bencana tetap mengancam.
Kewaspadaan semu yang muncul ketika isu merebak, memberi pelajaran kepada kita bahwa masyarakat lebih percaya kepada informasi irrasionalitas yang menyangkut keselamatan hidup mereka ketimbang infomasi rasional pemerintahan yang mencoba menenangkan mereka. Jucelino telah memberi pelajaran bahwa kadar rasionalitas sebuah masyarakat modern belum berkembang baik di daerah kita. Dan itu bisa menjadi alat ukur bahwa tingkat keimanan masyarakat pun belum sebaik seperti yang kita kira.
Yang pasti 23 Desember lewat sudah, ancaman keselamatan justru bermula dari sini. Di saat kita lengah, di saat kita tidak lagi "diingatkan" isu, sudah sejauhmanakah kita siap dan waspada? Bukankah bisa saja beberapa detik, semenit, sehari, seminggu, sebulan, setahun setelah baca tulisan ini, tiba-tiba bencana itu tiba? Maka, jangan sampai terlena dan jangan lupa untuk berdoa agar kita dijauhkan dari segala bencana. (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 3:16 PM
|
|
|
14 December 2007 |
Jumpa Pak JaF |
Juru Kampanye "Jangan Asal Copy Paste"
SERING melihat banner berisikan "Jangan Asal Copy Paste" (JACP) atau "Blog Juga Hasil Karya Cipta" di berbagai blog? Pasti muncul pertanyaan siapa gerangan orang yang paling berkompeten dengan kampanye ini. Dialah La Rane Hafied yang tenar dipanggil Pak JaF. Banyak alasan kenapa pria Bugis kelahiran Lampung Tengah ini getol mengampanyekan JACP. Alasan paling mendasar tentu karena itu tadi, bahwa "Blog Juga Hasil Karya Cipta". Seperti diutarakannya, " JACP adalah sebuah ajakan moral untuk menghargai hasil karya para blogger, karena apapun isinya, apapun wujudnya, blog adalah juga sebuah hasil karya cipta. Kampanye ini terinspirasi dari beberapa kasus penjiplakan dan pembajakan materi blog yang juga pernah saya alami sendiri beberapa waktu silam."
Untuk menggencarkan kampanye JACP ini, Pak JaF lantas membikin banner itu di blog lamanya. Antusiasme para blogger pun cukup tinggi, ketika itu. Maka banyak bertebaran banner-banner kampanye JACP ini di berbagai blog sebagai wujud atas dukungan moral terhadap kampanye yang digencarkan kru Radio Singapore Internasional ini, termasuk saya. Namun tiba-tiba saja, links banner ini hilang dari peredaran, sehingga logo kampanye tersebut tidak nampak. Apa yang terjadi?
"Saya pindah blog. Karena ada masalah dengan hosting saya terdahulu," katanya ketika bertemu muka dengan pria berbadan subur ini di Hotel Bumiminang pada Senin, 10 Desember lalu. Pertemuan ini, karena kebetulan Pak JaF sedang ada tugas kantor yang membuat dia harus melangkahkan kaki ke Ranah Minang. Dan saya mengetahui keberadaannya di Padang dari Subadri, yang berkesempatan pula menemani saya bersama Amar Putra untuk menemui pria yang sesekali saya panggil Mas Rane ini.
Agar kampanye yang telah diretasnya itu tidak hilang begitu saja, Pak Jaf kembali memunculkan kampanye ini di blognya yang baru. "Perlu dicatat bahwa ini hanyalah sebuah kampanye moral yang tidak memiliki implikasi legal apapun, dan hanya berfungsi untuk mengingatkan saja. Namun bukankah kadang-kadang sanksi moral juga bisa berdampak pada macam-macam hal," tulisnya di postingan mengenai kampanye JACP ini.
Ngeblog, diakui Pak JaF, sudah dilakukannya jauh sebelum beredarnya fasilitas free blogger. Katanya, dia sudah wara-wiri di geocities dan hosting lain yang memberi akses untuk memposting sesuatu. Tapi begitu blogger.com muncul pada tahun 2000-an, Pak JaF lantas bikin blog di blogspot dan kemudian hari pindah ke web pribadi dengan menyewa domain. Di samping itu dia "ngetem" pula di wordpress, alasannya lebih simpel dibanding blognya yang lama.
Tak sekedar ngeblog, Pak JaF juga wara-wiri alias blogwalking dan bergabung di berbagai komunitas, terutama komunitas Blogger Family (Blogfam). Di Blogfam, dia tercatat sebagai member pada 8 April 2004. Dan kini posisinya di forum blogger ini adalah sebagai Global Moderator. Sebagai moderator, saya paling inget dengan thread khusus yang dimoderasinya yaitu "Kamar Tidur". Hingga akhirnya "Kamar Tidur" ini dilikuidasi, saya pribadi masih belum sempat masuk ke ruang khusus untuk orang dewasa ini.
"Tidak ada yang aneh dengan "Kamar Tidur" tersebut. Jangan dibayangkan forumnya seperti di Kaskus, Bluefame atau sebagainya. Gak ada yang porno kok," katanya menjawab keingintahuan saya tentang ruang khusus itu.
Pak JaF dengan tulus mengaku, banyak manfaat yang dia dapat dari ngeblog. Di samping banyak teman tentunya, dia pun bisa menyalurkan hobi nulisnya. Dan sebuah karya pun telah dilahirkannya berupa buku keroyokan berjudul The Messenger yang ditulis bareng rekan-rekan Blogfam. Selain itu, dia pun menjadi banyak kenal --dan ikut dikenal-- pula setelah rajin ngeblog dan blogwalking. "Banyak orang aneh dan gila yang saya kenal," katanya bercanda sembari tertawa ngakak.
Nah, siapa bilang blog dan ngeblog tiada guna? Makanya, ayo kita ngeblog!!! (max)
Read more!
|
posted by Maryulis Max @ 1:19 PM
|
|
|
|
|