It's Me

Name: Maryulis Max
Home: Padang, Sumatera Barat, Indonesia
About Me: Saya mencoba untuk menuliskan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Insya Allah bermanfaat bagi kemanusiaan...
See my curiculum vitae
Komunitas Kampuang

Photobucket - Video and Image Hosting

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Ketik: sumbar dan kirim ke 7505, dari semua operator cellular di Indonesia. Dengan begini anda sudah menyumbang sebesar Rp. 6000.

Jejak Blogger

Free Web Counter

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Penghargaan

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Pernah Sato Sakaki

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Lomba Hut ke-3 Blogfam

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 

61

Peserta Lomba Hari Kartini 2006

MyBlogLOG


Komen Terbaru


Banner Ambo

Maryulis Max Blog

 


11 July 2006
Kalo Bisa Mempeloroti, Ngapa Gak Dilakuin?
Photobucket - Video and Image Hosting

INGAT iklan produk rokok yang berbunyi "kalo gampang, ngapain dibikin susah"? Itulah gambaran sebenarnya tentang pelayanan publik di negeri kita ini. Di sini, pemberi pelayanan lebih cenderung berparadigma "kalo bisa mlorotin, ngapa gak dilakuin?" --walau pun tidak semuanya seperti itu.

Kebiasaan mempeloroti tersebut, bukan lagi rahasia umum. Saya sendiri mengalami hal serupa ini beberapa minggu lalu. Itu terjadi saat harus memperpanjang STNK sepeda motor saya ke Samsat Sumbar.

Dengan membawa uang sedikit lebih --buat jaga-jaga kalo kurang--, saya langsung datangi petugas pelayanannya. Sengaja itu saya lakukan, guna menghindari jasa layanan calo yang biasanya udah mengincar "mangsanya" begitu memasuki halaman Kantor Dispenda Sumbar yang berada di bilangan Jalan Khatib Sulaiman.

Dengan style pede, saya serahkan STNK lama yang akan kadaluarsa. Tanpa banyak cincong, petugas lantas mengoret-ngoret sejumlah angka di kertas buram. Hasilnya, muncul angka Rp 175.000 untuk sepeda motor 4 tak 110 cc milik saya. Kaget juga melihat hasil kalkulasi yang entah darimana hitung-hitungannya itu. Kaget bukan karena tidak sanggup bayar, tapi terkejut lantaran angkanya jauh lebih tinggi dari yang tertera di STNK lama.

Tahu itu, saya coba bernegosiasi. "Kok mahal betul pak?" tanya saya pura-pura bego.

"Memang segitu," jawabnya bodoh.

"Gak bisa kurang lagi?"

"Ya gak bisa, karena saya harus menaikkannya ke atas segitu. Lagian saudara kan tidak bawa BPKB sebagai salah satu persyaratan untuk mengurus perpanjangan STNK" tegasnya dengan bahasa yang sedikit lunak.

Sebenarnya, saya mau saja menjemput BPKB yang ketinggalan di rumah. Tapi mengingat jarak yang akan saya tempuh cukup jauh, akhirnya saya harus mengalah. Terlebih lagi waktu sudah mepet bener, karena masa berlaku STNK saya habis hari itu juga. Kalo terlambat bayar sehari, kudu bayar denda sekian-sekian rupiah.

Duit Rp 170.000 --kurang Rp 5.000 dari yang diminta petugas--, saya keluarkan dari dompet dan menyerahkannya ke yang bersangkutan. Kendati kurang, tetap saja diterimanya. Sembari memberikan kwitansi, dia ngasih tahu STNK bisa diambil sore harinya. Namun lantaran sedang banyak tugas, saya menjanjikan akan mengambilnya keesokan harinya.

Besoknya, STNK baru itu saya terima dari yang bersangkutan. Lembaran pertama yang saya lihat lebih dulu adalah rincian pembayarannya. Ternyata yang tertera hanya Rp 128.500 dengan perincian Rp 106.500 buat PKB dan Rp 22.000 untuk SWDKLLJ. Lha sisa Rp 170.000 yang telah saya bayar, sekitar Rp 41.500 dikemanain?

Begitulah, saya memilih untuk mengikhlaskannya saja. Hitung-hitung sedekah, semoga berkah buat jajan anak istrinya.

Fenomena yang saya alami, pastilah dialami semua orang yang berhadapan dengan pelayanan publik. Kecenderungannya, pemberi pelayanan berprinsip pada motto "kalo bisa mlorotin, ngapa gak dilakuin?". Sedangkan yang diberi pelayanan cuma pengen urusannya gampang dan cepat.

Tapi, tahukah kita, kalo yang terjadi itu bagian dari korupsi? Kendati angkanya tak seberapa, tapi kalo korbannya ratusan, ribuan atau jutaan, seberapa kaya para pelakunya dibanding koruptor lainnya? Kejadian ini akan terus berlanjut, mengingat hingga kini memang belum ada niat dari Kantor Samsat untuk menerakan dengan jelas angka-angka yang harus dibayarkan warga yang ingin mengurus administrasi kendaraannya. Dan sekali lagi, kita harus menerima kenyataan bahwa negeri kita memang seperti ini!!! (***)

 

posted by Maryulis Max @ 8:47 PM  
6 Comments:
  • At 12 July, 2006 13:54, Anonymous Anonymous said…

    itulah hasil dari tabiat ga mau susah, akhirnya uang juga yang berperan...walhasil tindakan yang termasuk korupsi itu menjadi sebuah kebiasaan, yang jika kita tidak mengikutinya...maka akan menjadi orang ga biasa, hahaha...aneh ya? tapi itulah keadaan indonesia, tinggal kita yang memilih, mau menjunjung moralitas atau ikut pembenaran banyak orang?

     
  • At 12 July, 2006 20:00, Anonymous Anonymous said…

    gak malu2 mengakui indonesia emang gitu...kapan negeri ini mau maju yak...mental2 gituan masih dipiara juga.

     
  • At 12 July, 2006 20:02, Anonymous Anonymous said…

    gimana mau malu...mang gitu kenyataannya ya max....*takut ada yg protes :P. hayuuu...mule dari diri sendiri...

     
  • At 13 July, 2006 09:10, Anonymous Anonymous said…

    Man..jaan dicaritokan juo "kebodohan" tu..malu wak jo dunia...
    piliah dan pilah lah a nan ka ditulih tu me...ce ge le le...

     
  • At 13 July, 2006 11:39, Anonymous Anonymous said…

    emang enak uang haram kelee :D padahal kalo yg terima tau apa akibat dari uang haram terhadap orang yg dinafkahinya...mungkin....

     
  • At 14 July, 2006 15:05, Blogger mutiara nauli pohan said…

    indonesia.. indonesia...
    yup bener bang di ikhlas kan aja mudah2an bermanfaat ma tuh orang

     
Post a Comment
<< Home
 
Blog Valdisya
Photobucket - Video and Image Hosting

Singgah ke My Baby Blog Klik disini Ngeliat Foto Disya Klik Ini

Tulisan Sebelumnya
Brankas Arsip
Singkap Blog
Mitra Blog

Free Blogger Templates

BLOGGER

BlogFam Community

Free Shoutbox Technology Pioneer

Photobucket

Image hosting by Photobucket

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Linda

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Photobucket

AddThis Social Bookmark Button

Sedang Dibaca

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Lihat koleksi buku saya disini

Asal Pengunjung

Copyright © Kumpulan Tulisan & Pemikiran | Editor - Maryulis Max | Disain : Yonaldi