Salah satu bukti yang terus berlangsung hingga kini adalah budaya lama wakil rakyat yang hobi jalan-jalan tak jelas juntrungan. Berkedok kunjungan kerja, menggali informasi di daerah tujuan, mereka mengeruk uang rakyat untuk memuaskan nafsu pecicilan. Itu terjadi di mana-mana. Baik di level pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
Demikian pula dengan DPRD Padang. Untuk kesekian kalinya --yang tak terhitung lagi jumlahnya-- mereka bertolak menuju Kota Surabaya, Makassar dan Pontianak. Dalihnya, ingin menggali informasi sekaitan dengan pembahasan LKPj walikota Padang 2005 dan nota perhitungan APBD 2005.
Hitung-hitung masih bersempena dengan masa istirahat sidang (reses-red), mereka --terbagi atas 3 kelompok-- meninggalkan Kota Padang menuju daerah tujuan masing-masing. Agar tak muncul kontroversi atas proyek jalan-jalan ini, seminggu sebelum keberangkatan, mereka "menghibur" para konstituennya dengan melakukan kunjungan kerja (Kunker) di daerah pemilihannya masing-masing. Setelah itu, barulah mereka memuaskan nafsu pecicilannya ini.
Kepergian mereka, menyisakan pertanyaan yang menggelayut di pikiran orang yang mengerti persoalan. Bahkan mendapat tentangan pula dari kolega mereka sesama anggota dewan. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) yang merupakan fraksi terbesar dengan jumlah personil 11 orang dari 45 anggota dewan yang ada, memilih tidak turut serta dengan alasan tidak jelasnya subtansi perjalanan masa reses kali ini. Sebuah sikap yang patut diacungi jempol. Karena dengan tidak turutnya mereka, maka keuangan daerah bisa dihemat hampir ratusan juta lebih.
Yang juga menjadi pertanyaan, apa sih yang mereka cari di Pontianak, Makassar dan Surabaya? Terlebih lagi untuk dua terakhir itu, mereka sudah berkali-kali menyambanginya.
Pengalaman membuktikan, yang namanya Kunker hanyalah formalitas belaka. Acara intinya, paling makan waktu 3 jam, bertemu dengan Pemkab/Pemko setempat. Justru acara tidak resminya yang makan waktu cukup lama, yaitu pecicilan.
Fenomena yang terjadi di Kota Padang, setiap ada pembahasan Ranperda atau pun pembentukan Pansus, dipastikan bakal ada acara yang namanya Kunker atau studi banding ini. Ternyata memang di sinilah enaknya jadi anggota dewan. Karena itu wajar orang berlomba-lomba ingin jadi wakil rakyat karena bisa jalan kemana-mana. Kantong pun tebalnya dibuatnya... (***)